Kabupaten Kapuas Hulu sangat kaya akan hasil kerajinan. Salah satunya kain tenun sidan yang berasal dari masyarakat suku Dayak Iban. Kekhasan kain tenun ini adalah pada pewarnaan yang terang dan cerah.
Taufiq As, Kapuas Hulu
KAIN Sidan ini menggunakan teknik songket, dimana benang yang membentuk motifnya terlihat lebih timbul. Kain ini dapat digunakan pada kedua sisinya, dengan warna berbeda. Motif yang tertuang di dalam tenun ini sangat khas Dayak, yang terinspirasi dari tanaman dan satwa di sekitar kehidupan.
Motif dan pola kain tenun Sidan sudah turun temurun dibuat oleh para pengerajin, serta memiliki makna filosofis sesuai khazanah suku Dayak Iban. Ukuran kain tenun ini paling lebar 150 × 60 cm dengan warna cerah dan rata-rata warna primer.
Mila Rosita adalah penenun kain tradisonal Sidan yang karyanya tersebut mendapat apresiasi dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Saluhudin Uno. Wanita kelahiran Kantuk Asam, 25 Maret 1971 ini menceritakan, bahwa kegiatan sehari-harinya adalah menenun.
Selain itu, Mila Rosita juga membuat pewarna alam dari daun, bunga, kulit kayu dan akar kayu untuk mewarnai benang, sehingga unsur alami tetap terjaga dalam setiap karya yang ia hasilkan.
Penenun kain Sidan yang kini menetap di Jalan BTN Kompleks Kodim, Kelurahan Putussibau Kota ini sangat berharap agar kain Sidan yang dilestarikan oleh Suku Dayak Iban semakin dikenal luas.
“Harapan saya ke depannya supaya tenun sidan ini makin dikenal oleh semua orang dan dijadikan seragam oleh pejabat dan orang-orang penting serta masyarakat biasa.” kata Mila Rosita kepada JURNALIS.co.id Sabtu (12/03/2022).
Mila mengatakan kegiatan menenun merupakan warisan leluhur yang harus dilestarikan kepada setiap generasi. Seperti juga dirinya, kemahirannya menenun didapatkan dari warisan turun temurun.
“Saya mulai menenun dari tahun 1996, jadi dari nenek moyang saya memang penenun semua. Saya diajarkan terus sampai ke anak cucunya. Bagi saya, menjaga kelestarian menenun adalah menjaga warisan leluhur,” ujarnya.
Terkait karyanya yang memukau Manparekraf, Mila Rosita awalnya tidak menyangka jika karyanya tersebut dilirik dan dikenakan oleh Sandiaga Uno dalam agenda kunjungan kerja ke Pontianak.
“Saya sangat terharu sekaligus bangga, kain yang saya buat dengan tangan saya sendiri bisa dipakai oleh orang penting seperti Pak Sandiaga Uno. Ini membuat saya semakin bersemangat mengembangkan tenun Sidan,” ujar Mila penuh semangat.
Hasil karya tenun sidan yang dibuat oleh Mila Rosita hingga kini sudah dipasarkan ke berbagai daerah dan luar negeri seperti Jakarta dan Malaysia.
“Hasil tenun sidan yang saya hasilkan sampai ke Jakarta dan luar negeri seperti Malaysia.” ujarnya.
Mila Rosita mengatakan, saat ini Pemkab Kapuas Hulu cukup perhatian terhadap pelestarian kain tenun Sidan.
“Dukungan dari Pemda kapuas hulu ada, Pemda berupaya meningkatkan produksi tenun sidan dengan mengadakan pelatihan dan memberi bantuan berupa benang serta membantu untuk memasarkan produk-produk kami lewat E-smart Dekranasda serta pameran di lingkup Pemda Kapuas Hulu,” jelasnya.
Sementara itu, berkenaan dengan pemasaran, dirinya mengakui jika saat ini karyanya belum menembus pasar yang tetap dan belum lancar.
“Kami juga memiliki komunitas tenun yang berdiri pada tanggal 3 Desember 2021 yang lalu. Kami ada tujuh orang khusus untuk membuat tenun Sidan dari perwarna alami. Kami berpegang pada keaslian budaya kain tenun yang diwariskan nenek moyang kami. Kami masih manual jadi untuk peroses menenun agak lambat.” tutup Mila Rosita.
Diketahui, Pemkab Kapuas Hulu melalui Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) telah menggelar pelatihan untuk para pengerajin tenun Sidan di Kabupaten Kapuas Hulu belum lama ini. Ketua Dekranasda Kapuas Hulu, Angeline Fremalco Fransiskus Diaan mengungkapkan, pelatihan yang dilakukan itu tujuannya untuk meningkatkan kualitas kain tenun tersebut.
“Tenun Sidan ini memang mencuri perhatian kita semua, karena hanya ada di Kapuas Hulu, maka kita ingin memperhalus dan meng upgradenya,” pungkas Angeline. (*)
Discussion about this post