JURNALIS.co.id – Wakil Bupati Sanggau Yohanes Ontot hadiri peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS) Tahun 2022 di ruang pertemuan lantai 2 Kantor Bupati Sanggau, Senin (04/04/2022). Kegiatan dirangkaikan dengan Seminar bertema ‘Deklarasi Sanggau Eliminasi TBC Tahun 2030’.
Kegiatan ini diselengarakan Gerakan Masyarakat Peduli TBC. Terdiri KonsorsiumPenabulu STPI, Yayasan Bina Asri, Pemuda Muhammadiyah Sanggau, Nasyiatul Aisyiyah Sanggau, Pimpinan Daerah Aisyiyah Sanggau, Sungai Sengkuang Peduli TB, Serikat PEKKA Sanggau dan HMI Sanggau.
Kegiatan tersebut juga dihadiri Kepala Dinas Kesehatan Sanggau Ginting beserta Sekretaris H Saleh dan Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit Sarimin Sitepu. Hadir pula Organisasi Masyarakat, Pemuda, Agama, Profesi, Budaya, Mahasiswa, Puskesmas dan kader.
Yohanes Ontot usai kegiatan mengatakan seminar dan deklarasi ini salah satu langkah dari sebuah kebijakan yang orientasinya akan menghasilkan implementasi dalam penangulangan melalui kader-kader yang sudah terlatih.
“Secara umum tugas pemerintah inikan tidak hanya Dinas Kesehatan. Di bawah ini kan banyak, ada Camat, Kades, Kawil, RT bahkan tokoh-tokoh,” katanya.
Jadi, kata dia, sebenarnya kalau ingin memberantas Tuberkulosis secara tuntas, harus berkerjasama dengan elemen yang ada di bawah. Agar bekerjanya tidak sia-sia.
“Jadi, petakan secara baik, lalu pahami betul prilaku-prilaku kehidupan masyarakat di 15 kecamatan itu dan cari penyebab paling pokok TBC itu apa? ini harus kita tau juga,” ujarnya.
Dijelaskan Ontot, kader baru tersebar di lima kecamatan. Masih sepuluh yang belum. Tidak bisa yang lain tinggal diam. Camat, Kades, Kawil, RT dan tokoh-tokoh yang lain harus juga dilibatkan perannya. Supaya tidak hanya pada titik kader.
“Tapi bagaimana kita menekan ini kepada Camat, kalau tidak dikampanyekan nanti orang menganggap biasa-biasa saja,” ucapnya.
Wabup berharap mudah-mudahan masyarakat Kabupaten Sanggau paham. Peduli TB tugas semua bukan hanya pemerintah melalui dinas kesehatan atau kader.
“Tapi semuanya dari berbagai elemen masyarakat,” sebut Wabup Ontot.
Sementara Koordinator Gerakan Masyarakat Peduli TBC, Romy Sahman mengatakan Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan beban penyakit TB tertinggi di dunia. Jumlah penderita mencapai 845.000 dengan angka kematian sebanyak 98.000 atau setara dengan 11 kematian/jam.
“Peringatan HTBS tahun ini agar saling bahu-membahu dalam melaksanakan peran masing-masing elemen di masyarakat untuk mendukung program pemerintah dalam Eliminasi TBC tahun 2030,” terangnya.
Menurutnya, kader merupakan garda terdepan dari program berbasis komunitas.
“Kader sebagai bentuk investasi utama dari komunitas yang merupakan perwujudan nyata dari kegigihan dalam gerakan TBC,” jelasnya.
Lebih lanjut Romy menyampaikan di Sanggau pada tahun 2021 temuan penderita TB oleh kader sebanyak 134 orang. Artinya, kader telah memberi kontribusi sebesar 24 persen kepada capaian Dinas Kesehatan Sanggau.
“Pandemi Covid-19 menjadi salah satu masalah pada penanggulangan TBC, hal ini dibuktikan dengan terjadi penurunan penemuan kasus di Sanggau,” ungkapnya.
Padahal yang diharapkan untuk menuju eliminasi TB harus ditemukannya penderita penyakit ini sebanyak-banyaknya. Supaya dapat segera diobati untuk memutus mata rantai penularan TB.
“Melihat tren kasus empat tahun terakhir Kabupaten Sanggau pada tahun 2018 ada 859 kasus, 2019 ada 843 kasus, 2020 ada 637 kasus dan tahun 2021 ada 567 kasus,” bebernya.
Dalam kegiatan itu juga dilakukan deklarasi bersama ‘Gerakan Masyarakat Peduli TBC Kabupaten Sanggau’. Deklarasi sebagai bentuk komitmen yang terbangun dari hasil pertemuan ini melahirkan lima poin, yaitu:
1. Mendukung dan Bersama-sama Pemerintah Kabupaten Sanggau Mewujudkan Sanggau Eliminasi TBC Tahun 2030.
2. Mendukung dan Mendorong Pemerintah Kabupaten Sanggau Menerbitkan Peraturan Daerah Terkait Pengendalian TBC.
3. Mendukung dan Mendorong Pemerintah Kabupaten Sanggau Mengalokasikan Dana untuk Mendukung Program Pengendalian TBC.
4. Mendukung Penguatan Jejaring dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan dalam Hal Upaya Promotif, Preventif dan Kuratif (Temukan TB Obati Sampai Sembuh).
5. Mengajak Keluarga dan Masyarakat Agar Mendukung Kesetaraan Hak Bagi Penderita TBC dengan Menghilangkan Stigma dan Diskriminasi.
(DD)
Discussion about this post