JURNALIS.co.id – Konferensi Wilayah (Konferwil) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalbar belum ada kejelasan. Kekisruhan yang malah muncul.
Mantan Pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kalbar, Safari Hamzah menuding ada pihak yang berberbeda ideologi sengaja mengacaukan.
“Ini rumah kami (NU, red) bermanhajkan Ahlussunnah wal Jamaah. Kami tidak pernah ganggu ideologi kalian. Kalau masih memaksakan ingin maju, saya akan lawan,” ancam Safari dengan nada tinggi, Selasa (05/07/2022).
“Kami yang secara kultural dan struktural di kader merasa risih. Kalau perhelatan akbar PWNU direcoki oleh pihak luar yang ‘memaksakan’ agar diterima sebagai kandidat ketua,” ujarnya.
Apalagi, kata Safari, menggunakan pradulen kekuatan penguasa di tingkat pusat. Sebagai ormas keagamaan, dia minta agar dahulukan para kader yang telah lama berkhidmat, alim, matang dan memiliki kompetensi yang lebih.
“Ini tradisi kita. Kalau pihak luar yang hebat, silakan berbuat pada organisasi yang selama ini dia geluti. Ikuti dan menjadi pemimpinlah di sana. Itu ladang anda. Jangan ganggu rumah tangga kami,” ungkap Safari yang juga Wakil Ketua PCNU Kota Singkawang.
Tudingan mantan aktivis mahasiswa ini berdasarkan pengakuan dari rekan-rekannya. Belum lagi pengakuan Pengurus Cabang (PC) NU Sekadau, Gus Tohidin yang menyatakan menolak kandidat berbeda ideologi. Suara penolakan mulai dari sejumlah ulama-ulama NU Kalbar.
“Saya sudah mendapatkan informasi dari rekan-rekan yang pergi ke PBNU. Awalnya, 11 PCNU sudah bulat memilih kandidat berdasarkan akar rumput NU Kalbar. Namun, begitu pulang ke Kalbar, ada PCNU yang mendapatkan tekanan dari pejabat penting. Jabatan taruhannya, sehingga 11 PCNU menjadi tak utuh lagi,” ungkap alumni STAIN Pontianak, sekarang IAIN Pontianak.
Kalau sudah demikian caranya, menurut Safari, tidak bisa dibiarkan. Ia dan rekan-rekannya akan melawan.
“NU itu ormas, bukan partai politik, jangan dibawa-bawa ke ranah politik. Baru kali ini Konferwil kacau macam ini. Sebelumnya tidak pernah. Penyebab utamanya, ada kandidat beda ideologi memaksakan kehendak ingin menjadi ketua dengan cara memanfaatkan kedekatan dengan petinggi negara,” paparnya.
Safari juga menasihati Ketua PCNU, jangan takut dengan ancaman. Jabatan itu hanya sementara. Yang terpenting mempertahankan marwah NU Kalbar. Jangan sampai diobok-obok oleh orang berideologi berbeda dengan NU.
“Saya membaca klarifikasi pihak yang berbeda ideologi itu, namun tidak ada menyentuh persoalan ideologinya. Ia hanya menyatakan bahwa ia kader tulen NU. Kita menginginkan jangan sampai ada kandidat terkontaminasi oleh ideologi berbeda dengan NU,” tambah Safari.
Safari kembali mengingatkan, NU rumah besar bagi warga nahdliyin yang berpaham Aswaja, tidak terkontaminasi dengan paham lain. Seluruh PCNU harus memahami persoalan ini.
“NU rumah kita bersama, mari kita jaga bersama dari paham-paham yang berbeda dengan manhajnya NU,” demikian Safari mengingatkan. (m@nk)
Discussion about this post