JURNALIS.co.id – Festival Danau Sentarum yang dilaksanakan di Kecamatan Batang Lupar Kabupaten Kapuas Hulu diisi dengan acara gerakan minum madu massal. Tentunya gerakan minum madu massal ini menjadi saya tarik wisatawan.
Sebanyak 3.500 cangkir bambu disuguhkan ke pengunjung saat pembukaan Festival Danau Sentarum.
“Madu yang kami sajikan itu dari hasil alam Kapuas Hulu,” kata Nandang Sunarya Koordinator Tropical Forest Conservation Act (TFCA) Kapuas Hulu, Jumat (02/12/2022).
Minum madu secara massal merupakan salah satu tradisi dalam pelaksanaan Festival Danau Sentarum di daerah tersebut. Tidak hanya tamu undangan pejabat terhormat, seluruh masyarakat yang hadir dalam pembukaan Festival Danau Sentarum bersama-sama menengguk madu yang merupakan produk unggulan Kabupaten Kapuas Hulu terutama di sekitar kawasan Danau Sentarum.
Nandang mengatakan tradisi minum madu itu dilaksanakan pada malam pembukaan Festival Danau Sentarum pada Kamis (01/12/2022) malam. Wadah minum madu menggunakan bahan alami yaitu cangkir yang terbuat dari bambu.
Nandang menjelaskan, madu alam yang disajikan di malam pembukaan Festival Danau Sentarum itu merupakan produk unggulan Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Mentari Kapuas Desa Ujung Said Jongkong merupakan binaan TFCA Kalimantan di Kapuas Hulu.
Dia menyebutkan LPHD Mentari Kapuas tidak hanya memproduksi madu, namun berbagai produk juga menjadi pendongkrak ekonomi masyarakat seperti olahan ikan air tawar dan kerajinan tangan.
Bahkan, saat pelaksanaan Festival Danau Sentarum hasil produk LPHD Mentari Kapuas juga dipamerkan pada stand pameran.
Sementara Abang Chaerul Saleh Kepala Dinas Pariwisata Kapuas Hulu mengatakan, gerakan minum Madu massal ini selain menjadi momen menarik, sesi ini membawa pesan tentang potensi madu yang dihasilkan Kawasan Taman Nasional dan sekitarnya. Potensi tersebut memberikan peluang untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.
“Selain memiliki beragam jenis sumber daya alam flora dan fauna, Danau Sentarum juga memiliki ekosistem lebah madu yang dihasilkan setidaknya 15-20 ton setiap tahunnya,” pungkasnya. (opik)
Discussion about this post