JURNALIS.co.id – Praktik jual beli Lembar Kerja Siswa (LKS) terjadi di UPT SDN 04 Putussibau Kabupaten Kapuas Hulu. Orang tua murid mengeluhkan membeli LKS dan sejumlah buku, karena harus mengeluarkan uang yang lumayan besar.
Salah satu orang tua murid berinisial N menyampaikan, bahwa mereka sebagai orang tua murid diminta pihak sekolah untuk membeli buku.
“Ada tiga buku tema yang harus dibeli dengan nilai Rp92 ribu. Belum lagi buku yang lain,” katanya, Rabu (11/01/2023).
N mengatakan, dengan adanya pembelian buku seperti ini, sebagai orangtua dirinya keberatan. Karena setiap pergantian semester pihaknya harus membeli buku.
“Tapi kalau kita tak beli buku ini susah juga. Kita kasihan juga dengan anak kita harus minjam buku dengan temannya,” ujarnya
Lanjut N, dalam pembelian buku dari pihak sekolah tidak pernah melakukan pertemuan dengan orang tua. Hanya saja pembelian buku ini melalui guru kelas yang disampaikan melalui pesan Grub WhatsApp.
Sementara NR orang tua murid lainnya juga keberatan dengan adanya pembelian buku. Karena tidak semua orang tua murid mampu harus membeli buku setiap tahunnya.
“Tapi saya heran juga ada sekolah negeri lain, buku LKS nya tidak bayar. Di sini bayar bukunya,” ucapnya.
NR mengaku terpaksa harus ikut membeli buku pelajaran untuk anaknya. Pasanya dia tidak ingin anaknya ketinggalan pelajaran dari yang lain.
“Namun saya harap kedepan untuk pembelian buku ini dapat dibicarakan terlebih dahulu dengan orang tua,” ungkapnya.
Sementara Erika, Kepala SDN 04 Putussibau menyampaikan, bahwa pihak sekolah tidak pernah menjual buku. Adapun buku yang dibeli itu merupakan kebijakan dan kesepakatan antara orangtua murid dengan guru kelas.
“Jika orang tua tidak setuju silakan sampaikan ke kami, dan kami tidak memaksakan orang tua murid untuk membeli buku. Beli buku ini tidak wajib,” ujarnya.
Erika mengatakan, dalam pembelian buku ini dari pihak sekolah juga tidak pernah melakukan pertemuan dengan orang tua. Karena pengadaan buku LKS ini bukanlah dari pihak sekolah.
“Kalau buku yang didanai dari dana Bantuan Operasi Sekolah sudah kita berikan kepada anak murod, ” jelasnya.
Erika pun menegaskan bahwa sama sekali pihak sekolah tidak pernah menjual buku. Lagi pula adanya pembelian buku LKS ini sudah diketahui orang tua murid.
“Kalau mau lebih jelas lagi nanti kita ketemu dengan guru kelasnya,” ucapnya.
Sambung Erika, untuk dana BOS di SDN 04 Putussibau dalam setahun mencapai Rp500 juta dengan jumlah murid 487 orang.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kapuas Hulu Petrus Kusnadi saat dihubungi media ini, akan melakukan pengecekan terkait adanya penjualan buku di sekolah Putussibau.
“Nanti kita cek lagi soal penjualan buku ini,” pungkasnya. (opik)
Discussion about this post