
JURNALIS.co.id – Beberapa hari ini di sejumlah kecamatan Kabupaten Kapuas Hulu, Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya Pertalite mengalami kenaikan harga terutama di tingkat penjualan eceran kios-kios.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, naiknya harga BBM Pertalite lantaran minimnya pasokan sehingga sulit didapatkan. Tingginya harga Pertalite ini pun dikeluhkan penambang speedboat. Salah satunya, Ari Akbar Rusadi, seorang penambang speedboat di dermaga Jongkong.
“Beberapa hari ini susah mendapatkan BBM, khususnya Pertalite, dimana harganya pun naik hingga mencapai Rp14 ribu, bahkan Rp18 ribu per liter, yang sebelumnya Rp12 ribu per liter,” katanya saat ditemui di dermaga Jongkong, Sabtu (06/05/2023).
Dijelaskan Ari, harga Pertalite mulai mengalami kenaikan, bahkan sulit didapatkan. Situasi ini diketahui sejak adanya imbauan Kapolda Kalbar, di mana dalam program 100 hari kerjanya, termasuk akan memberantas kegiatan-kegiatan ilegal, salah satunya yaitu Pertambangan Tanpa Izin (PETI) khususnya tambang emas.
“Kami selaku masyarakat biasa yang tidak melakukan kegiatan ilegal seperti yang dimaksud oleh Kapolda Kalbar dalam 100 hari kerjanya tersebut, juga terdampak,” tutur Ari.
Ari menjelaskan, dirinya pernah tidak menambang karena tidak mendapatkan minyak.
“Di Jongkong ini kuota BBM sangat minim. Pernah juga BBM di kios -kios kosong, sebab APMS di sini mensuplai BBM hanya sekali dalam sebulan,” tutur Ari.
Senada Sudirman, penambang speedboat di Jongkong lainnya menyampaikan saat ini mereka kesulitan untuk mendapatkan BBM.
“Banyak kios yang mulai kekosongan BBM,” ucapnya.
Sudirman mengatakan dia biasanya membeli BBM jenis Pertalite 10 liter untuk tiga hari menambang.
“Sekarang inikan BBM itu terbatas, kalaupun ada teman-teman penambang biasanya rebutan juga untuk dapatkan BBM,” sebutnya.
Dia pun berharap, ke depan jangan sampai masyarakat di Jongkong kesulitan mendapatkan BBM. Soalnya rata-rata masyarakat Jongkong dalam beraktifitas menggunakan BBM.
“Kita ini rata-rata mata pencaharian masyarakat sebagai nelayan dan penambang yang semuanya tergantung dengan BBM,” ucapnya.
Penambang spedboat lainnya Zainudin mengatakan bahwa saat ini BBM di kios banyak kosong.
“Untuk minyak yang ada sekarang Rp14 ribu per liter,” jelasnya.
Zainudin mengaku tidak tahu kenapa BBM sekarang langka. Padahal sebelumnya BBM di Jongkong ini lancar dan tak pernah langka.
“Harapan kita kedepan supaya minyak bisa lancar saja di Jongkong. Semua masyarakat aktivitas dominan air sehingga tergantung minyak,” ungkapnya.
Ditambahkan Ahmadi, Kades Ujung Jambu Kecamatan Jongkong menyampaikan, sekarang mendapatkan minyak agak susah, karena APMS dan kios-kios mulai banyak yang kosong.
“Harga BBM pun sekarang agak tinggi Rp14 ribu di kios. Dengan harga segitu tentunya sangat tinggi karena masyarakat akan berpikir untuk kerja jika penghasilan tidak sesuai,” ungkapnya.
Ahmadi mengatakan masyarakat Jongkong memang tergantung dengan ketersediaan minyak dari APMS yang datangnya sebulan sekali.
“Kita berharap bagaimana masalah BBM ini jangan sampai terjadi kelangkaan yang membuat masyarakat kesulitan untuk mendapatkannya,” pungkas Ahmadi. (opik)
Discussion about this post