Oleh: Rosadi Jamani
DPRD Kalbar baru saja menetapkan tiga calon Pj Gubernur. Ketiganya adalah Heru Istyono, Harrison, dan Mayjen TNI Sulaiman Agusto. Tiga nama ini segera diajukan ke Presiden melalui Kemendagri. Salah satu dipilih Presiden sebagai orang yang menggantikan H Sutarmidji yang berakhir awal September depan.
Boleh ndak taruhan, Bang. Dari tiga nama itu siapa yang akan dipilih presiden? Hus, ente ni taruhan pula. Itu judi. Dosa tahu…! Emang tak terhindarkan orang taruhan. Jangankan Pj Gubernur, Pilpres 2019 lalu saja banyak orang taruhan. Dasar mental judi. Selalu ada momen untuk dijudikan.
Okelah tidak taruhan, lalu siapa kira-kira berpeluang besar jadi orang nomor satu Kalbar setahun itu, Bang? Nah, itu cantik pertanyaannya. Abang mau bahas satu-satu ya.
Heru itu kelahiran Bandung, 19 Desember 1960. Meski berdarah Sunda, Heru ini banyak habiskan masa mudanya di Pontianak. Bolehlah disebut budak Ponti. Soalnya ia alumni SD Bruder Melati Pontianak. SMP-nya juga di situ. Tamat SMP, lanjut ke SMAN 1 Pontianak. Dari SMA top itu ia lanjut kuliah di Untan masuk Fisipol. S2 nya juga di Untan. Satu alumni kite, Pak. Heru juga pernah menjabat Kabinda Kalimantan Barat.
Apa kerja beliau itu sampai dicalonkan, Bang? Heru tercatat sebagai Agen Intelijen Ahli Utama Deputi Bidang Intelijen Ekonomi BIN. Heru juga pernah menjabat Kabinda Kalbar. Jadi, beliau intelijen wak. Berarti paham betul kondisi Kalbar. Wajar bila diajukan sebagai calon Pj.
Bagaimana dengan Pak Harisson, beliaukan Sekda. Pasti besar peluangnya, Bang? Soal peluang, sama-sama punya peluang. Abang tak perlu bahaslah pria yang pernah memulai karier di Putussibau ini. Posisinya sebagai Sekda paham betul jeroan Kalbar. Wajar masuk nominasi.
Lalu yang ketiga Pak Sulaiman, saya baru dengar tu, Bang? Ya, saya juga baru dengar. Siapa beliau ini. Beliau pernah jadi Panglima Kodam Tanjungpura sejak 13 September 2021. Saat ini perwira TNI ini ditugaskan menjadi Pa Sahli Tk. III Kasad Bid. Ekkudag. Bapak tiga anak ini merupakan kelahiran Makassar, 11 Agustus 1966.
Baru tahu sekarang, Bang. Kira-kira siapa ni, Bang? Tak boleh taruhan ya. Kalau abang analisis, untuk dipilih Presiden perlu lobi tingkat dewa. Tak bisa ujuk-ujuk, mesti ada yang ngawal, membisikkan ke Presiden. Presiden pasti nanya, dari tiga itu siapa yang bagus ke Mendagri atau orang terdekatnya.
Bisa saja dikaitkan dengan Pemilu dan Pilpres nanti. Pilihan Presiden pasti orang yang bisa mengamankan kepentingan presiden. Ini politik wak. Menggerakkan bidak catur harus cerdas.
Heru itu di bawah BIN. Siapa Kepala BIN sekarang? Dialah Budi Gunawan yang memiliki kedekatan dengan PDIP. Dan PDIP bisa saja membisikkan ke Presiden pilih Heru. Ini hanya analisis ya wak. Bisa benar, bisa juga salah.
Lalu, Harisson, infonya memiliki kedekatan dengan Tito Karnavian, Mendagri. Sama-sama satu daerah infonya gitu. Beliau juga tak bisa dipisahkan dengan Midji. Banyak program pembangunan era Midji butuh dilanjutkan. Presiden tidak ingin tatanan yang sudah dibangun Midji, bisa berubah dari nol, macam meteran SPBU. Harisson punya kans kuat.
Terakhir Sulaiman, perwira aktif punya kans kuat juga. Abang melihatnya sosok OSO. Publik Kalbar tahu, OSO memiliki lobi kuat di pusat. Dengan Presiden pun dekat. Ia juga memiliki kedekatan dengan para jenderal di Mabes. Perkiraan saya, OSO akan mengawal Sulaiman sampai diteken Presiden. Alasan lainnya, Kalbar rawan konflik jelang Pemilu, Pilpres, dan Pilkada. Paling pas Pak Sulaiman agar bisa dijamin keamanan Kalbar.
Ah, abang bisa aja? Namanya juga analisis, bisa benar, bisa juga salah. Siapapun terpilih, dialah yang terbaik. Presiden tentu lebih tahu soal beginian. Kita doakan saja urusan Pj lancar dan tidak penolakan. Atur sajalah gimana baiknya. (*)
*Penulis: Ketua PW Persatuan Penulis Indonesia (Satupena) Kalbar
Discussion about this post