JURNALIS.co.id – Seorang anak adopsi di Kecamatan Sandi Kabupaten Ketapang meninggal secara tidak wajar, Kamis (23/11/2023). Korban bernama Yesa (7) diduga meninggal akibat disiksa orang tua angkatnya.
Kejadian ini memancing simpati banyak pihak, terlebih setelah kejadian tersebut beredar video lama aksi penyiksaan terhadap korban yang dilakukan ART beserta orangtua angkatnya.
Saat di konfirmasi, narasumber yang tidak mau disebutkan namanya, mengaku jika bocah tersebut ditemukan dalam keadaan mengapung tidak sadarkan diri di belakang rumahnya ketika air sedang pasang.
“Orang tuanya berdalih kalau korban masih hidup saat ditemukan, padahal sebelumnya korban dihukum di belakang rumah, lalu orang tuanya bersama anak kandungnya pergi tidur dan baru teringat sekitar 9 malam dan korban sudah jatuh ke air,” kata Sumber itu, Minggu (26/11/2023).
Dia melanjutkan, sebelumnya korban dalam keadaan sehat dan tidak mengalami sakit apapun. Untuk itu kejadian meninggal korban membuat banyak orang yang merasa janggal dan prihatin lantaran korban kerap disiksa orang tua angkatnya termasuk ART.
“Informasi juga waktu jenazah korban dimandikan, terlihat bagian perut terkelupas seperti terkena air panas serta sekujur badannya penuh dengan luka,” terangnya.
Dia berharap agar kejadian tersebut dapat diusut tuntas oleh pihak kepolisian, apalagi pihak kepolisian telah memonitor kejadian ini.
Sementara Kapolres Ketapang, AKBP Tommy Ferdian melalui Kasat Reskrim Polres, AKP Faris Kautsar membenarkan kejadian meninggalnya seorang anak di Kecamatan Sandai. Namun diakuinya, kepastian penyebab kematian masih dilakukan penyelidikan.
“Kami masih selidiki apakah ada kekerasan terhadap anak tersebut atau tidak, nanti orang tua asuhnya akan kami panggil untuk diklarifikasi,” akunya.
Faris melanjutkan, kalau sudah ada pertemuan antara orang tua kandung anak dengan keluarga asuhnya. Jamun diakuinya, pihaknya belum mendapat informasi lebih lanjut mengenai pertemuan tersebut.
“Untuk visum atau autopsi belum dilakukan karena sang anak sudah dikebumikan orang tua asuhnya,” timpalnya.
Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Simpang Hulu, Markus Memet menyampaikan duka dan keprihatinan yang mendalam atas meninggalnya korban. Terlebih diakuinya korban diduga meninggal secara tidak wajar.
“Tentu ini menjadi atensi kami, selain bicara soal kemanusiaan dan kebetulan korban berasal dari Kecamatan Simpang Hulu,” ujarnya.
Memet melanjutkan, pihaknya meminta agar aparat kepolisian untuk dapat bekerja cepat dan profesional agar dapat menngungkap kematian korban secara terang benderang.
“Kami DAD Simpang Hulu akan terus mengawal kasus ini sampai tuntas,” tegasnya.
Memet meminta, semua lapisan masyarakat untuk tetap tenang dan tidak melakukan hal-hal yang tidak diingkan dengan mempercayakan aparat kepolisian untuk menyelesaikan kasus ini.
“Semua harus tetap tenang dan kita percayakan kasus segera diselesaikan,” tukasnya. (lim)
Discussion about this post