
JURNALIS.co.id – Ratusan ikan toman dalam keramba milik warga Desa Tanjung Harapan Kecamatan Suhaid, Kabupaten Kapuas Hulu, ditemukan mati, Minggu (21/07/2024) pagi.
Matinya ikan diduga terdampak dari kegiatan Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di wilayah tersebut.
Agung Putra, warga setempat yang merupakan pemilik keramba ikan membenarkan jika ikan toman miliknya banyak yang mati mendadak pagi tadi.
“Selama ini tidak pernah terjadi seperti ini. Sejak ada kegiatan PETI ini barulah ikan saya ada yang mati,” ungkapnya.
Agung mengatakan, sudah dua hari ini air di Batang Suhaid keruh, padahal sebelumnya tidak seperti ini. Ia yakin itu ulah dari kegiatan PETI.
“Saya sangat yakin keruh dan matinya ikan ini akibat dari PETI,” ucapnya.
Agung berharap, kepada polisi dapat menghentikan kegiatan PETI karena sangat merugikan pihaknya.
“Karena sudah ada ratusan alat penambangan emas yang masuk terlepas mereka bekerja atau tidak,” ucapnya.
Sementara warga desa lainnya yang enggan disebutkan namanya turut membenarkan, jika hari ini banyak ikan warga yang mati akibat dampak PETI.
“Kondisi air saja saat ini sudah keruh. Saya yakin ada kegiatan PETI yang terjadi,” ujarnya.
Ia mengatakan, alat penambangan emas saat ini terus bertambah, bahkan baru-baru ini sudah ada dua lagi yang masuk.

“Saat ini jumlahnya diperkirakan ada 150 (unit). Kalaupun ada alat penambangan emas yang ditemukan polisi itu hanya di ujung sungai, tapi di dalam sungai itu masih ada,” ungkapnya.
Sebagai warga setempat, dirinya sangat berharap kepada aparat penegak hukum dapat segera mengeluarkan atau menghentikan kegiatan PETI yang ada.
Terlalu Banyak Dikasi Makan
Terpisah, Kapolsek Suhaid, Iptu Sipyani menyampaikan, bahwa pihaknya sudah mendapatkan laporan adanya ikan toman milik warga Desa Tanjung Harapan yang mati mendadak pagi tadi.
“Memang ada ikan yang mati, namun dari versi pemilik ikan bahwa ikannya mati akibat dari PETI. Tapi dari versi orang lain bahwa ikan ini dari pemiliknya terlalu banyak memberi makan. Tapi kita juga kurang paham,” ujarnya.
Sipyani mengatakan, untuk ikan yang mati, pihaknya hanya baru mendapatkan laporan dari satu orang saja yang ikannya mati.

“Tapi nantinya akan kita fasilitas antara pemilik ikan atau keramba dengan warga, bagaimana mencari solusi kedepannya,” jelasnya.
Sipyani mengungkapkan, bahwa saat ini air di sungai Batang Suhaid sudah agak keruh, diduga ada kegiatan PETI yang berlangsung dan ada juga sudah yang berhenti.
“Kami pun mau ke lokasi PETI itu dua jam. Diperkirakan memang masih ada warga yang bekerja,” ucapnya.
Sejauh ini, untuk data alat penambangan PETI yang ada di Suhaid berjumlah 54 saat pihaknya bersama Polres Kapuas Hulu melakukan razia. (opik)





Discussion about this post