
JURNALIS.co.id – MEMPAWAH – Ancaman putusnya akses jalan utama di RT 1 RW 1 Desa Antibar, Kabupaten Mempawah, memaksa warga setempat untuk mengambil langkah drastis. Pada Sabtu, 28 Juni 2025, mereka resmi menutup jalan tersebut setelah penurunan badan jalan akibat abrasi sungai di sampingnya kian membahayakan.
Jalan yang setiap hari dilalui warga untuk ke pasar, sekolah, hingga pusat pemerintahan Kabupaten Mempawah itu kini berada dalam kondisi kritis. Permukaan jalan turun hingga 40 sentimeter dari posisi semula, dengan retakan-retakan besar yang mengindikasikan pergeseran tanah. Tak hanya membahayakan pengguna jalan, kondisi ini juga berpotensi mengancam rumah-rumah warga yang berdiri tak jauh dari lokasi retakan.
” Penutupan ini terpaksa kita lakukan demi keselamatan, sebab kalau tidak ditutup, di khawatirkan kerusakan semakin parah dan juga dikhawatirkan jalan tiba tiba amblas saat ada kendaraan atau orang yang melintas,” ujar Adi, salah satu warga setempat.
Masalah ini bukanlah hal baru. Warga mengaku telah mengalami kerusakan jalan sejak lebih dari sepuluh tahun lalu. Pemerintah sempat melakukan perbaikan, namun tidak bertahan lama karena abrasi sungai terus menggerus sisi jalan. Berbagai laporan dan permintaan warga agar dilakukan penanganan serius pun belum membuahkan hasil.
Merasa tak bisa hanya menunggu, warga RT 1 berinisiatif memperbaiki jalan secara swadaya. Mereka mengumpulkan donasi, membeli tanah merah, batu pasir dan semen untuk menimbun bagian yang amblas dan melakukan pengecoran. Namun perbaikan itu bersifat sementara. Dalam waktu singkat, penurunan kembali terjadi, bahkan lebih parah dari sebelumnya.
“Kami sudah lakukan semampunya, tapi perbaikan dari masyarakat tidak cukup untuk menahan kerusakan yang semakin meluas,” kata Mael warga lainnya.
Kini warga berharap agar pemerintah daerah, khususnya Dinas PUPR Kabupaten Mempawah, tidak lagi menunda penanganan. Meski pihak dinas telah turun ke lokasi dan memasang papan peringatan, warga menilai langkah tersebut belum cukup untuk menjamin keselamatan dan keberlanjutan akses jalan tersebut sebelum ada tindakan nyata.
Jalan di RT 1 ini bukan sekadar penghubung lokal, melainkan bagian dari jalur strategis masyarakat Antibar menuju pusat aktivitas ekonomi dan administrasi. Penanganan yang lambat hanya akan memperbesar risiko dan memperparah dampak sosial serta ekonomi masyarakat sekitar.
Warga berharap kali ini pemerintah segera mengambil langkah perbaikan menyeluruh, termasuk perlindungan tebing sungai agar bencana serupa tidak terulang.
“Kita berharap pemerintah bisa secepatnya melakukan perbaikan sebelum badan jalan ini benar-benar putus ditelan sungai,” tegas Mael. (san)
Discussion about this post