JURNALIS.co.id – Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kubu Raya, Maria Agustina menyatakan, untuk investasi di Kabupaten Kubu Raya terbilang berat. Seorang investor butuh waktu satu tahun hanya untuk survei saja.
“Saya mengakui, investasi di Kubu Raya terbilang cukup berat. Bayangkan, investor sebelum melakukan investasi harus melakukan survei terlebih dahulu. Waktunya bisa sampai satu tahun,” kata Maria dalam Workshop Pengembangan Program Pembangunan Hijau Kabupaten Kubu Raya di Hotel Ibis Pontianak, Jumat (04/03/2022).
Dijelaskan ibu kelahiran Sanggau ini, karena harus survei dulu, pihaknya sering bertanya, apakah benar investor itu mau investasi.
“Pada akhirnya kami sering menunggu soal keseriusan investor. Investor seperti ini kebanyakan di bidang manufaktur atau investasi swasta,” ungkapnya.
“Karena begitu beratnya, investasi yang paling dominan di Kubu Raya adalah Usaha Kecil Menengah. Datanya hampir 95 persen investasi di Kubu Raya oleh UKM ini,” tambah alumni Fakultas Ekonomi Untan ini.
Maria juga mengungkapkan, Kubu Raya memiliki angkatan kerja mencapai 293 ribu lebih. Dari angka itu ada sekitar 20,6 ribu belum punya pekerjaan alias pengangguran. Ada tiga sektor investasi yang dominan yakni pertanian, manufaktur dan jasa. Untuk manufaktur dan jasa masih terbilang kecil.
“Hal paling mudah sektor UKM. Dari sinilah kita terus mendorong UKM terus tumbuh. Salah satu cara yang kita dorong dengan melakukan kemitraan dengan perusahaan yang sudah eksis di Kubu Raya,” kata ibu yang menamatkan S2nya di UGM Yogyakarta.
Alumni Santo Petrus ini menyinggung soal investasi yang lagi ngetrend di Kubu Raya. Berdasarkan data yang dimilikinya, dua sektor lagi naik daun adalah perumahanan dan pertambangan. Justru perkebunan, perikanan, dan kehutanan mengalami penurunan. Fakta di lapangan, memang Kubu Raya semakin marak pembangunan perumahanan yang dilakukan swasta.
“Begitu juga bidang pertambangan, terutama pertambangan pasir. Dari dua sektor itu tentu bisa memberikan dampak. Kalau marak pembangunan perumahanan, lahan pertanian bisa berkurang. Kalau pertambangan, persoalan lingkungan akan terganggu,” ungkap Maria lagi.
Terakhir ia menginformasikan negara yang dominan melakukan investasi di Kubu Raya adalah Inggris, Korea Selatan, Cina, Singapura, dan Malaysia. (ros)
Discussion about this post