Jurnalis.co.id – Bupati Sintang, Jarot Winarno mengaku heran melihat tingkat konsumsi ikan di Kabupaten Sintang terbilang rendah. Padahal, wilayahnya berada di tepian Sungai Kapuas. Untuk mendapatkan ikan, tidaklah sulit. Bahkan
“Rata-rata Nasional itu 55 kilogram per orang per tahun. Di Sintang ini Cuma 38 Kilogram per orang per tahun,” ungkap Jarot saat melaunching Kerambak Ikan Humaniora milik Kodim 1205/Sintang, Kamis (3/6/2021) pagi.
Menurut Jarot, ikan juga menjadi faktor penentu inflasi di Sintang. Apalagi Sintang merupakan salah satu dari 50 kota sentimel untuk mengukur inflasi di Indonesia.
“Nah, Sintang selalu inflasinya agak tinggi. Karena variabelnya ikan, ikan apa? Ikan baung. Susah benar cari ikan baung. Sehingga kalau ikan baung langka. Harga ikan baung naik, inflasipun naik. Seharusnya ikan tu dah diambil aja gitu. Jadi harusnya tidak lagi jadi pengaruh faktor inflasi di Sintang bahkan di Indonesia,” kata Jarot.
Oleh sebab itu, kata Jarot, insiatif-inisiatif seperti yang dilakukan Kodim 1205/Sintang dengan membuat kerambak ikan di tepian Saka 3 Sungai Kapuas ini adalah contoh baik. Sambil mengurangi aktivitas PETI di Sungai.
“Dengan Kodim membuat kerambak. Maka akan menjadi contoh baik. Karena bisa meningkatkan produksi ikan kita. Membuat berguna lingkungan kita ini. Menambah konsumsi ikan masyarakat Sintang. Produksi yang banyak bisa menurunkan harga mungkin. Sehingga mengurangi ikan sebagai faktor inflasi di Kabupaten Sintang,” sebut Jarot.
Pemkab Sintang memberikan apresiasi kepada Kodim 1205/Sintang yang telah berinisiatif membuat kerambak ikan tersebut. Bupati mengucapkan terima kasih kepada Dandim dan jajarannya.
“Ini akan menjadi contohlah. Good practices untuk budidaya ikan di sungai. Kemudian juga bisa mengembalikan peradaban tepi sungai kita. Sehingga masyarakat lain bisa mencontohnya,” harap Jarot.
Mata pencaharian pertama masyarakat, terutama yang berada di tepi sungai saat ini lebih banyak adalah PETI. Oleh sebab itu, adanya kerambak di sungai, mudah-mudahan menghidupkan kejayaan budidaya ikan.
“Jadi salah satu bentuk mata pencaharian dan menghidupkan kembali peradaban tepi sungai. Sebagai salah satu faktor untuk meningkatkan konsumsi ikan. Kemudian lagi memberi imunitas masyarakat terhadap Virus Corona,” kata Jarot. (Ful)
Discussion about this post