JURNALIS.co.id – Angin puting beliung menghantam wilayah di Jalan Tanjung Raya (Tanray) 2, Kecamatan Pontianak Timur, Minggu (16/01/2022) sore. Sejumlah mengalami kerusakan serius, terutama pada bagian atap.
Daeng Denny Akbar, salah seorang warga Jalan Tanray 2 mengatakan puting beliung terjadi sekitar pukul 17.00 WIB.
“Saat kejadian saya di bengkel dan langsung pulang ke rumah. Alhamdulillah rumah saya aman,” katanya kepada Jurnalis.co.id.
Namun tidak bagi rumah warga lainnya. Sepengetahuan pria 40 tahun ini, ada tujuh rumah warga yang mengalami kerusakan. Puting beliung juga merusak bangunan SDN 10 Pontianak Timur.
“Itu belum rumah di tempat-tempat lain,” jelasnya.
Daeng menuturkan kejadiannya begitu cepat dan merusak bangunan yang dilewatinya.
“Saat kejadian puting beliung tidak ada hujan. Setelah puting beliung selesai baru turun hujan,” sebut Daeng Denny Akbar.
Sementara Kepala BPBD Kota Pontianak, Haryadi S Triwibowo mengatakan mengetahui bencana tersebut pihaknya langsung ke lokasi. Hasil pendataan terakhir pukul 18.44 WIB rumah yang mengalami kerusakan sebanyak 20 unit.
“Tim kita terus melakukan pengecekan di lapangan berkaitan dengan musibah atas cuaca buruk tersebut,” katanya kepada wartawan.
Kerusakan bangunan yang terjadi pada tingkat berat dan sedang.
“Saya mengimbau kepada masyarakat Kota Pontanak untuk waspada, karena beberapa hari terakhir Kota Pontianak didera cuaca ekstrem,” pesan Haryadi.
Terpisah, Kepala Stasiun Meteorologi Supadio Pontianak, Nanang Buchori menjelaskan hingga 20 Januari 2022 masih berpotensi terjadi hujan. Dominannya intensitas ringan hingga sedang.
“Hujan dengan intensitas lebat diprakirakan masih akan terjadi di beberapa wilayah Kalbar,” jelasnya.
Diprakirakan nilai curah hujan tidak begitu tinggi. Sehingga diprakirakan potensi akan terjadinya genangan atau banjir lebih rendah.
“Prospek cuaca tanggal 21 – 23 Januari 2022 diprakirakan potensi terjadi hujan rendah, cuaca dominan panas. Sehingga pada periode ini perlu mulai mewaspadai potensi akan mudahnya terjadi kebakaran hutan dan lahan,” bebernya.
.
Sedangkan untuk pasang air laut diprakirakan akan kembali berada pada fase maksimum pada periode tanggal 17 – 21 Januari 2022. Diprakirakan ketinggian pasang tidak akan setinggi pada kejadian pada 8 Desember 2021 lalu.
“Namun demikian, pada wilayah pesisir dan bantaran sungai yang sering mengalami banjir akibat pasang air laut perlu peningkatan kewaspadaan,” ucapnya
.
Beberapa wilayah perairan dan Laut sebelah barat Kalbar dalam tiga hari ke depan diprakirakan tinggi gelombang kategori sedang hingga tinggi. Gelombang tinggi lebih dari 2.5 meter diprakirakan terjadi di Laut Natuna Utara, Perairan Utara Anambas, Perairan Barat Natuna, Perairan Utara Natuna, dan Perairan Subi – Serasan.
“Khususnya kepada para nelayan diimbau untuk peningkatan kewaspadaan dalam aktifitas pelayaran pada wilayah-wilayah tersebut,” pungkas Nanang Buchori. (rin)
Discussion about this post