JURNALIS.co.id – Pile Slab di Kecamatan Kalis Kabupaten Kapuas Hulu baru seumur jagung difungsikan setelah pembangunannya dianggap rampung. Namun, proyek menelan dana Rp60 miliar tersebut sudah mengalami keretakan di oprit jembatan.
Oprit Jembatan adalah timbunan tanah atau urugan di belakang abutment yang dibuat sepadat mungkin untuk menghindari penurunan.
Pembangunan Pile Slab tersebut dikerjakan oleh PT Asria Jaya KSO PT Lintas Kapuas Persada. Pile Slab itu baru selesai dibangun awal Januari 2023 lalu. Meskipun belum diresmikan Pile Slab sudah difungsikan oleh masyarakat.
Dengan hasil pembangunan Pile Slab tersebut tentunya membuat masyarakat Kabupaten Kapuas Hulu sangat kecewa.
“Dengan hasil Pile Slab yang ada ini sungguh sangat mengecewakan. Karena itu membahayakan masyarakat yang melintas,” kata Winarni, salah seorang warga pengguna Pile Slab, Jumat (07/04/2023).
Winarni mengaku memang dirinya tidak paham dengan pembangunan Pile Slab tersebut. Dia hanya kebetulan ada di lokasi dan melihat dengan jelas ada keretakan di samping abutmennya.
“Saya tidak berani juga mengatakan itu dikerjakan asal-asalan, karena saya pun tidak begitu memahaminya. Namun dengan melihat hasil yang sudah ada biar masyarakat sendiri yang menilainya,” ucapnya.
Winarni berharap kontraktor pelaksana secepatnya melakukan perbaikan sebelum terjadi sesuatu terhadap pengguna jalan atau jembatan tersebut.
“Sebagai masyarakat pastinya kita semua menginginkan adanya perbaikan,” tukas Winarni.
Sementara Lasarus Ketua Komisi V DPR RI menyampaikan bahwa jembatan layang atau Pile slab memang belum diresmikan karena masih ada penurunan. Sehingga perlu ada perbaikan teknis. Untuk pembangunan Pile Slab ini tidak gampang, karena daerah gambut itu tidak mudah.
“Di soundir awal dengan pelaksanaanya itu beda, karena awalnya kedalaman untuk pancang tiang itu 20 meter, tapi nyatanya saat dihajar itu 44 meter sehingga terjadi eskalasi harga saat itu membuat defiasi sangat besar terhadap kontrak pekerjaan,” jelasnya.
Namun, kata Politisi PDI Perjuangan ini, di lokasi tersebut tidak ada solusi dalam mengatasi banjir kecuali dengan jalan layang. Masyarakat perlu bersabar, karena membangun itu tidak mudah.
“Kita hanya bisa menyiasati alam, tapi tidak bisa melawan alam,” lugas Lasarus.
Sementara itu, Daniel selaku PPK di Satker PJN III Kalbar BPJN Kalimantan Barat menyampaikan, keretakan di expansion joint minggu lalu sudah ditambal. Keretakan pasangan batu sebetulnya juga sudah beberapa kali diperbaiki.
“Kondisi tanah gambut pasti ada penurunan dan butuh waktu struktur untuk stabil,” sebutnya.
Secara kontrak, sambung Daniel, sudah PHO. Sementara untuk peresmian Pile Slab tersebut hanya bentuk seremonial.
“Perbaikan struktur dan oprit pasti akan dilaksanakan karena masih dalam masa pemeliharaan, namun kita masih amati dan menunggu struktur tanah stabil, agar tidak menjadi pekerjaan yang percuma. Kita tidak mungkin tutup terus Pile Slab karena masyarakat membutuhkan akses lalu lintas,” pungkas Daniel. (opik)
Discussion about this post