JURNALIS.CO.ID – Peran Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) kini tengah mendapat sorotan. Karena lamban melokalisir keberadaan satu individu orang utan yang dilaporkan berkeliaran berbulan-bulan di pemukiman hingga merusak kebun-kebun warga di Desa Riam Berasap Jaya, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara.
“Sebenarnya orang utan ini bukan kali ini saja, sudah berbulan bulan, kelapa saya, nangka saya juga dirusak. Cuma orang utan nih kan punya insting juga. Kalau saya posisi sedang ramai, dengan Pak RT, atau yang lain dia (orang utan) tidak muncul,” kata Burhan, Minggu, 12 Mei 2024.
Burhan menambahkan, tidak hanya merusak tanaman dan kebun warga, orang utan tersebut bahkan dinilai berpotensi mengancam keselamatan warga. Di mana individu tersebut kerap mengejar warga yang mencoba menghalaunya.
“Pasalnya orang utan tersebut selain merusak kebun juga mengejar warga yang mencoba menghalau masuk ke kebun warga,” kata Burhan.
Ia mengaku, kalau warga sendiri tidak mengetahui kapan dan darimana individu ini berasal. Karena memang tidak diketahui sarang aslinya. Sehingga diperlukan pihak atau orang yang ahli untuk melacak dan mengembalikannya.
“Orang utan ini perjalanannya antara kilometer 8, kilometer 7 sampai kilometer 5. Karena kan di kilomerer 7 itu masih ada hutan, cuman melacaknya susah, memang butuh orang yang ahli,” tuturnya.
Burhan mengaku, kalau keresahannya ini sudah dilaporkan kepada pihak RT setempat. Namun lagi-lagi, RT tidak bisa berbuat banyak. Untuk itu, ia pun mengharapkan, pihak berwenang dapat segera melakukan tindakan yang diperlukan. Hal ini juga demi mengantisipasi kondisi yang tak diinginkan.
“Terus terang kami sangat khawatir, kemarin Pak RT menghalau saja di kejar oleh orang utan itu. Posisinya setelah makan kelapa di kebun Pak RT. Dikejar sampai di tepi jalan provinsi,” ungkapnya.
“Kami berharap, teman-teman media menjadi penyambung lidah kami selaku masyarakat. Secepat mungkin lah agar orang utan ini dievakuasi. Karena kalau bicara merusak tanaman, sudah terbukti merusak. Namun saya berharap tidak ada korban dari masyarakat,” tutup Burhan.
Terpisah, Kepala BKSDA Kabupaten Kayong Utara, Urai saat dikonfirmasi mengenai hal ini mengutarakan, bakal berkoordinasi dulu dengan TNGP. Sejauh koordinasi itu dilakukan, BKSDA KKU belum bisa mengambil tindakan apa-apa.
“Untuk saat ini saya belum bisa memberikan statement lebih lanjut. Berhubung saya masih melaporkan kepada pimpinan,” kata Urai. (Bak)
Discussion about this post