JURNALIS.CO.ID – Pemkab Jember lewat Kepala Dinas Kesehatan, Hendro Soelistijono mengatakan, program medical check up gratis di Jember ternyata ada syaratnya.
Hal itu dikatakan Hendro usai melaksanakan apel dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional ke-60 dengan tema “Gerak Bersama Sehat Bersama” di halaman Kantor Dinkes Jember, Selasa, (12/11/2024).
“Kami siap melayani program medical check up gratis. Kita sudah melengkapi dengan reagen yang cukup. Tapi ada syaratnya,” ungkap Hendro.
Medical check up gratis bagi warga yang akan diskrining kadar gula darah, kolesterol dan tekanan darah, harus melengkapi hal-hal berikut. “Syaratnya, puasa 10 jam sebelum skrining,” tandas Hendro.
Untuk program nasional medical check up gratis tersebut, baru akan dilaksanakan pada tahun 2025. Masyarakat harus mengetahui syarat-syaratnya agar bisa menikmati program dari Presiden Prabowo itu.
Tetapi Pemkab Jember sendiri telah lebih dahulu menjalankan medical check up gratis bagi warganya. Ada sedikit perbedaan dari program nasional.
“(Yakni) warga di atas 15 tahun wajib sudah pernah diperiksa minimal kadar kolesterol, kadar gula darah dan tekanan darahnya. Gratis,” jelas Hendro
Dia menyatakan, bahwa seluruh fasilitas kesehatan milik Pemkab Jember telah siap melayani masyarakat. “Kami sudah koordinasi dengan pak kades, pak lurah, pak camat, untuk rutin mengadakan itu (medical check up gratis), rutin tiap bulan. Petugas puskesmas akan mendatangi (warga), melakukan pemeriksaan secara gratis,” terang Hendro yang merangkap sebagai Plt Direktur RSD dr. Soebandi Jember itu.
Ia menargetkan, 90 persen penduduk Kabupaten Jember yang berusia 15 tahun akan ikut program itu. Harapannya, setelah diketahui hasil skrining, maka dapat ditindaklanjuti pengobatannya.
Bagi warga yang tidak mampu, dapat menikmati program J-pastikeren, yaitu pengobatan gratis, lagi-lagi dari Pemkab Jember.
Sebagai tambahan informasi, program medical check up gratis dari Kementrian Kesehatan RI diberikan sesuai pada tanggal ulang tahun. Kategori medical check up gratis 2025 ini dibuat berdasarkan golongan usia, mulai dari balita, remaja, dewasa, hingga lansia.
Nantinya, pada balita pemeriksaan akan fokus pada penyakit bawaan lahir, deteksi dini, dan pencegahan kecacatan. Sementara remaja atau di bawah 18 tahun akan mendapatkan pemeriksaan obesitas, diabetes, dan kesehatan gigi.
Sedangkan yang dewasa difokuskan pada deteksi dini kanker, seperti kanker payudara, serviks, dan kanker prostat yang rentan pada laki-laki. Dan skrining pada lansia meliputi pemeriksaan alzheimer, osteoporosis, serta kesehatan umum terkait penuaan.
Program itu diadakan dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, dengan berfokus pada deteksi dini dan pencegahan penyakit sesuai kategori usia. (sgt)
Discussion about this post