
JURNALIS.co.id – Memasuki hari kedua Tahun Ajaran 2025–2026, kegiatan belajar mengajar di Sekolah Rakyat Kabupaten Jember masih belum dimulai. Para siswa saat ini tengah menjalani rangkaian pemeriksaan kesehatan dan administrasi lainnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jember, Hadi Mulyono, menjelaskan bahwa pada Selasa (15/7/2025), para murid Sekolah Rakyat menjalani pemeriksaan kesehatan yang dipusatkan di Aula Dinas Pendidikan.
“Murid-murid Sekolah Rakyat Kabupaten Jember hari ini menjalani pemeriksaan kesehatan dan lainnya di aula dinas pendidikan. Monggo silahkan ke sana,” ujar Hadi saat dihubungi via telepon.

Hadi menyebut bahwa gedung Sekolah Rakyat saat ini berada dalam kategori IB, dan proses belajar mengajar belum dimulai karena gedung sementara masih dalam tahap perbaikan.
Lokasi sekolah ini berada di belakang Kantor Dinas Pendidikan Jember, yang sebelumnya digunakan sebagai ruang PPG.
“Sekarang masih proses, (kelas) masih dibangun sarana dan prasarana sekolah sama PU,” jelas Hadi. Ketika ditanya kapan kegiatan belajar akan dimulai, ia menambahkan, “Ya ditunggu sampai selesai, yang IB yang menjadwalkan dari Kemensos.”
Sekolah Rakyat merupakan program khusus yang kurikulumnya berbeda dari sekolah umum. Program ini merupakan amanat dari Kementerian Sosial dan di Jember dilaksanakan oleh Dinas Sosial setempat.
Hadi juga menginformasikan bahwa Kartika, seorang guru dari SMPN 7 Jember, telah terpilih sebagai kepala sekolah berdasarkan proses seleksi. Otomatis, Kartika akan meninggalkan statusnya sebagai guru SMPN 7 untuk memimpin Sekolah Rakyat.
Jumlah tenaga pengajar saat ini mencapai 38 orang, dan masih dalam tahap proses administrasi. Sementara itu, jumlah siswa yang diterima di Sekolah Rakyat Jember tahun ini sebanyak 68 anak untuk jenjang Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama.
Seluruh siswa merupakan anak-anak dari keluarga yang masuk dalam data DTSEN (Data Terpadu Sejahtera Nasional), khususnya desil 1 dan desil 2.
Dalam sambutan pembuka kegiatan, Sekretaris Dinas Sosial Kabupaten Jember, M. Sifak Beni, menjelaskan kembali filosofi dan latar belakang pendirian Sekolah Rakyat.
“Sekolah rakyat ini adalah gagasan dari Presiden Republik Indonesia bapak Prabowo Subianto. Beliau punya pemikiran luar biasa, bahwa dalam memutus rantai kemiskinan tidak hanya memberi bantuan sosial saja. Tetapi dari sisi pendidikan, lingkungan, dan pemenuhan gizi. Di sekolah rakyat tempatnya,” ucap Sifak.
Salah satu orang tua murid, Erfandi, warga RT 3 RW 1 Kelurahan Tegalgede, Kecamatan Sumbersari, mengaku sangat bersyukur anaknya, Siti Nuraini, diterima di Sekolah Rakyat.
“Awalnya saya diberitahu oleh kakak saya. Terus saya mendaftar dan Alhamdulillah diterima,” tuturnya.
Erfandi juga telah mendapatkan informasi bahwa anaknya akan tinggal di asrama, dan seluruh kebutuhan hidup akan ditanggung oleh negara.
Selain pemeriksaan kesehatan, para murid juga menjalani pengukuran seragam, sepatu, dan topi sebagai bagian dari persiapan awal tahun ajaran.[sgt]
Discussion about this post