JURNALIS.co.id – Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Barat melibatkan pemuda dalam pencegahan radikalisme dan terorisme dengan pitutur kebangsaan dengan mengadakan kegiatan pelatihan pembuatan konten (Ekspresi Indonesia Muda), bertempat di Aula BPSDM Kalbar, Jalan M Sohor, Kota Pontianak, Kamis (21/07/2022) pagi.
Turut hadir dalam kegiatan pelatihan pembuatan konten (Ekspresi Indonesia Muda), Wakil Gubernur Kalbar Ria Nosran, Deputi Bidang Pencegahan Perlindungan dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Mayjen TNI Nisan Setiadi, Anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Kabinda Kalbar, Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga Kalbar, serta Pengurus FKPT Kalbar.
Wakil Gubernur Kalbar Ria Norsan saat membuka kegiatan mengatakan Provinsi Kalimantan Barat memiliki 12 kabupaten, dua kota, 174 kecamatan, 2.031 desa dan 99 kelurahan. Di Kalbar terdapat lima kabupaten yang memiliki pintu perbatasan dengan Malaysia, yaitu Sambas, Bengkayang, Sanggau, Sintang dan Kapuas Hulu. Panjang perbatasan darat Indonesia – Malaysia mencapai 972 km.
“Saat ini, ada tiga Pos Lintas Batas Negara yang telah resmi beroperasi, yaitu PLBN Aruk di Sambas, PLBN Entikong di Sanggau dan PLBN Badau di Kapuas Hulu. Dengan posisi seperti ini, Provinsi Kalimantan Barat menjadi wilayah strategis bagi pelaku kejahatan internasional, baik itu perdagangan manusia, narkotika, maupun kelompok teroris,” terangnya.
Mengenai jumlah penduduk dengan kategori pemuda berjumlah kurang lebih 1,4 juta jiwa berusia 16 sampai 30 tahun atau sekitar 26 persen dari jumlah penduduk Kalbar. Ini menandakan seperempat dari penduduk Kalbar merupakan kaum pemuda yang siap meneruskan estafet pembangunan.
“Peranan pemuda harus dilibatkan dalam kontra radikalisasi, baik itu kontra ideologi, kontra propaganda maupun kontra narasi terutama di dunia maya,” ungkap Norsan.
Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kalbar ini juga menyampaikan, sejatinya ada beberapa hal yang patut diperhatikan dan dikedepankan dalam pencegahan radikalisme maupun terorisme dalam bernegara. Pertama, memperkuat pendidikan kewarganegaraan. Kedua, pemuda diminta aktif pada berbagai aktivitas yang berkualitas, baik itu akedemis, sosial, olahraga maupun budaya.
“Ketiga, memahami ajaran agama yang damai dan toleran, sehingga tidak mudah terjebak dengan ajaran radikalisme. Terakhir, saya minta pemuda contoh tokoh masyarakat sebagai role model yang dapat diikuti dan diteladani oleh pemuda,” imbuh Norsan.
Sementara Ketua FKPT Provinsi Kalbar, Wajidi Sayadi menuturkan untuk membangun nasionalisme, karakter dan intelektualitas para pemuda, seyogyanya semua elemen bangsa dari berbagai macam unsur dan kalangan harus bersatu padu. Bergerak bersama dalam visi yang sama guna menjaga masa depan pluralitas serta integritas bangsa ini .
“Kita semua harus memikirkan dan mengambil langkah strategis dan solusi alternatif atas kebutuhan bangsa akan persatuan dan kesatuan serta karakter dan intelektualitas pemuda untuk menjamin masa depan bangsa ini,” ucapnya.
Sebagai generasi cerdas teknologi dan memiliki kreaktivitas serta inovasi yang luar biasa, pemuda harus mampu menjadi ujung tombak dalam penanggulangan terorisme dan Radkalisme di tengah gempuran hoaks, ujaran kebencian dan narasi radikal di dunia maya.
Salah satu upaya penanggulangan terorime di dunia membutuhkan generasi muda yang cerdas teknologi , visioner kreatif, inovatif dalam pembuatan konten di dunia maya. Agar dapat memberikan kontranarasi yang bisa mempengaruhi lingkungannya.
“Hal inilah yang menjadi latar belakang dari program Pelibatan Pemuda dalam pencegahan Radikalisme dan Terorisme dengan Pitutur Kebangsaan Ekpresi Indonesia Muda melalui FKPT Provinsi Kalimantan Barat sebagai perpanjangan Tangan dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sebagai lembaga pemerintah non kementerian yang diamanatkan menangani terorisme,” terangnya.
Wajidi memandang penting aspek pencegahan dalam upaya mewaspadai Terorisme dan Radikalisme melalui pendekatan lunak dalam bebagai bentuk salah satunya melalui pelatihan pembuatan konten (Ekspresi Indonesia Muda).
“Oleh karena itu, kegiatan Pelibatan Pemuda dengan Pitutur Kebangsaan ‘Ekspresi Indonesia Muda’ dalam Pencegahan Terorisme melalui 32 Forum FKPT merupakan ikhtiar mengajak muda untuk mewaspadai radikalisme sebagai bagian dari upaya-upaya pencegahan terorisme, dalam rangka merawat perdamaian dan kebhinekaan Indonesia,” pungkas Wajidi. (atoy)
Discussion about this post