JURNALIS.co.id – Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan minta Kepala Desa (Kades) untuk terus bisa melakukan penguatan agar jauh lebih menanjak dan semakin punya nilai.
“Maka sering-seringlah mengatakan pemimpin, bukan sekadar pimpinan. Kalau pimpinan, itu hanya ada ketika ada kewenangan dalam kontek apapun. Mau dia di posisi PNS atau organisasi. Tapi Kalau pemimpin, kita belajar dari banyak tauladan-tauladan semuanya,” kata Muda saat membuka Diklat sekaligus menjadi narasumber pembekalan 25 Kades terpilih hasil Pilkades serentak tahun 2023, Selasa (14/11/2023) di aula Kencana BKKBN Provinsi Kalbar.
Muda menyampaikan Kades yang mengikuti Diklat tersebut bagian dari pemimpin yang harus menjalankan tanggungjawab. Bukan sekadar penguasa atau pimpinan, tapi lebih mengejar solusi.
“Jadi pemimpin lebih melihat segala sesuatu itu dan setiap ada persoalan, yang paling terdepan, pikirannya itu adalah solusi. Beda dengan penguasa, baik itu ada maupun tidak ada, kata-katanya akan menjadi contoh selalu melekat dan menjadi inspirasi bagi semuanya, termasuk bagi rakyatnya yang dipimpin,” ujarnya.
Muda menuturkan pemimpin selalu solusi yang dikejar dan berusaha untuk punya perspektif lebih luas dalam melihat.
“Yang namanya kita berdemokrasi itu, sesuatu membutuhkan seni dan membangkitkan semangat kita,” ucap Muda sambil mengajak membagikan semangat dalam memimpin desa.
Makanya, lanjut Muda, perlunya dilakukan diklat untuk penguatan, terutama bagi Kades yang baru diberikan tanggungjawab ini.
“Bukan diberi tugas ya. Tapi diberi tanggungjawab oleh rakyatnya untuk bisa mengawal. Di sini kita melihat, agar cepat beradaptasi dan tidak kehilangan waktu, karena era ini semangkin mengejar. Kita menjalani hidup ini harus dilakukan serba cepat, era digital, era dimana semua peluang, semua hal-hal yang sangat cepat dan sangat dinamis sekali,” terangnya.
Muda menambahkan hidup di era ini betul-betul juga harus lebih cermat, detail, punya kepekaan dan sensitivitas tinggi.
“Bedanya pemimpin dengan penguasa juga sama. Kalau sekadar penguasa, tidak mengandalkan sesuatu yang dilihat hanya memuaskan sesaat dan memuaskan untuk sensasional. Karena kekuasaan itu, pengundang sensasional. Kalau penguasa, berpikirnya hanya menaklukan,” bebernya.
“Tapi kalau pemimpin, justru malah yang dipikirkan adalah bagaimana agar bisa mengejar solusinya, tapi tidak mencederai dan mengambil risiko yang terendah untuk dalam kebijakan dan tetap mengutamakan orang banyak. Jadi bisa memilah,” tambah Muda.
Dia selalu mengingatkan dengan Kades harus menjalankan praktik bernegara, karena sebenarnya yang menghidupkan adalah desa menjadi jangkar atau akar dalam pembangunan. Makanya pentingnya diklat ini, adalah untuk memastikan dan sekaligus menguatkan serta membentengi dalam bernegara.
“Kita semua yang membangun sistem, bagaimana mengambil kebijakan mungkin tidak biasa, mungkin aneh, mungkin sesuatu yang tidak rutin atau tidak normal atau mungkin beda sendiri dengan daerah yang lain,” ungkapnya.
Hal itu, lanjutannya, sebenarnya nilai, buka pencitraan, bukan popularitas dan bukan semata-mata cari muka dengan siapapun, tetapi nilai.
“Tanggungjawabnya itu bisa diselesaikan dengan berkualitas dan berkeadilan,” tegasnya. (sym)
Discussion about this post