– Pandemi Covid-19 menjadi tantangan terbesar selama masa kepemimpinan Satono dan Fahrur Rofi. Mengingat selain Covid-19 mereka juga dihadapkan dengan banyaknya Pekerja Migran Indonesia (PMI) baik resmi maupun tak resmi pulang kampung. Sehingga berdampak pada meningkatnya angka pengangguran dan berisiko besar memicu penyebaran Covid-19.
Kondisi ini tidak membuat Bupati Sambas Satono menyerah. Ini dapat dilihat dari upayanya dalam mengatasi pengangguran melalui program pelatihan kerja terhadap pemuda Sambas yang sedang dipersiapkan. Sehingga diharapkan mampu meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkemajuan.
“Kita lebih konsen kepada peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) agar Sambas benar-benar Berkemajuan. Jadi Program Pemuda Siap Kerja itu akan kita galakkan secepatnya. Untuk sekarang, kita butuh doa masyarakat,” kata Satono, Senin (27/09/2021).
Satono menjelaskan, pandemi akan berdampak langsung pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Sambas. Dia ingin, tolak ukur IPM Sambas lebih akurat. Satono kemudian menginstruksikan Dukcapil untuk melakukan jemput bola kepada para mahasiswa di Sambas untuk memperbarui identitas mereka.
“KTP mahasiswa itu masih banyak yang pelajar. Padahal mereka sudah mahasiswa, dan itu secara langsung memengaruhi data statistik pendidikan masyarakat Sambas. Saya instruksikan Dukcapil untuk jemput bola, dan sekarang sedang berjalan,” jelas Satono.
Selain itu Satono-Rofi selama seratus hari kerja adalah membangun ekonomi kawasan perbatasan sesuai Inpres Nomor 1 Tahun 2021. Di mana dalam Inpres tersebut, Aruk adalah salah satu daerah yang harus dibangun dalam tempo kurang lebih dua tahun. Sehingga mereka harus lebih cepat dalam melakukan pembangunan.
“Kita sedang konsen di perbatasan, seperti Aruk dan Temajuk. Grand desain untuk kawasan itu sedang kita rancang sebaik mungkin. Pembangunan ekonomi di sana tidak akan lepas dari infrastruktur yang mumpuni, dan mewujudkan itu butuh sinergi semua lini, mulai dari pusat sampai ke desa,” ungkapnya.
Satono menyebutkan sebagai langkah konkret, dia sudah mengantar Wamen ATR BPN, Surya Tjandra untuk melihat langsung kondisi Aruk dan Temajuk pada (26/6/2021) lalu, beberapa hari setelah dilantik jadi Bupati. Sehingga melalui kunjungan tersebut mampu mempercepat pembangunan wilayah perbatasan kedepannya.
“Selain Wamen Agraria, tim kajian Wantannas RI juga sudah melakukan peninjauan di sana. Kita akan terus membuat progres sampai target kita membangun ekonomi perbatasan tercapai. Semua ini demi masyarakat Sambas,” sebutnya.
Baru-baru ini Satono juga telah bertemu Menteri Perhubungan, Budi Karya di PLBN Aruk. Beberapa hal penting sudah diusulkan ke pusat terkait keberlangsungan PLBN ke depan. Salah satunya terkait fasilitas karantina bagi Pekerja Migran Indonesia yang pulang dari negeri Jiran.
“Masih banyak lagi hal-hal yang kita kerjakan di 100 hari kepemimpinan Satono-Rofi. Kemarin kita baru saja ketuk palu APBD Perubahan 2021. Kita berharap, aspirasi masyarakat yang belum terakomodir dalam APBD murni 2021 bisa masuk dalam APBD perubahan tersebut,” pungkasnya.
Meski telah terlaksana beberapa programnya, Satono-Rofi juga masih banyak yang harus dilaksanakan. Oleh sebab itu, mereka membutuhkan masukan dari berbagai pihak dan elemen. (gun)
Discussion about this post