
– Pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) tahun 2021 tingkat satuan pendidikan SMP sederajat dilaksanakan pada 4 – 7 Oktober 2021 secara serempak se-Indonesia. Di Kabupaten Kubu Raya, ANBK ditemukan berbagai kendala pada beberapa titik pelaksanaannya.
Sebagian besar peserta susah login hingga logout secara mendadak saat mengerjakan soal yang belum selesai.
Dari pantauan yang dilakukan Disdikbud Kubu Raya sejak hari pertama dan kedua, Kepala Bidang Pembinaan SMP, Sy. M. Firdaus melihat masih banyak sekolah yang mengalami kendala, terutama pada saat login.
“Kalaupun bisa login, masih banyak siswa yang ditemukan logout dengan sendirinya,” kata Firdaus.
Kondisi tentu berdampak pada penyelesaian yang diikuti peserta. Hanya beberapa sekolah yang bisa menyelesaikan proses ANBK secara sempurna.
“Pada intinya, masih banyak kita temukan sekolah-sekolah yang belum bisa menyelesaikan ANBK pada hari pertama,” tuturnya.
Dia menambahkan, demikian dengan hari kedua, banyak laporan masuk dari sekolah dengan kondisi yang tidak jauh berbeda dengan hari pertama. Meski demikian, kondisi tersebut hanya berlaku bagi sekolah yang memberlakukan ANBK secara daring dimana siswa langsung mengakses dari komputer yang disediakan di sekolah ke server melalui aplikasi yang sudah ada.
Berbeda dengan sekolah yang memiliki semi daring, dimana soal yang akan dikerjakan oleh siswa diunduh terlebih dahulu disimpan di server milik sekolah kemudian baru disebarkan melalui jaringan lokal computer (LAN).
“Kalau kita petakan, yang banyak mengalami kendala adalah sekolah yang melaksanakan ANBK secara online, sedangkan yang semi online rata-rata dapat menyelesaikan meskipun agak lamban,” katanya.
Ia menduga persoalan yang terjadi bisa disebabkan oleh kendala pada server yang ada di pusat. Sebab dengan pemberlakuan secara serempak dimungkinkan berdampak pada akses yang seperti ditemukan.
“Dalam satu sekolah kadang ada yang bisa login dan ada yang tidak bisa,” jelas Firdaus.
Meski demikian, kondisi yang terjadi tetap dihimpun dan dilaporkan pada pusat asesmen dan pusat pembelajaran yang ada di Kemendikbud dan Ristek RI.
Firdaus turut mengapresiasi semangat sekolah, guru hingga siswa yang berjuang menyukseskan ANBK secara serempak ini. Sebab tidak sedikit dirinya mendapatkan laporan bahwa ada beberapa sekolah yang harus mencari lokasi yang strategis agar bisa mendapatkan akses sinyal yang baik.
“Ada beberapa sekolah yang terpaksa harus ke pinggir laut untuk mencari posisi yang bagus untuk jaringan internet,” sebutnya.
Ini juga mejadi perbedaan antara ANBK dan UNBK. Kalau UNBK dilaksanakan di ruang kelas. Sedangkan ANBK bisa dilaksanakan di tempat yang lebih fleksibel untuk menyesuaikan kebutuhan terhadap jaringan internet pada masing-masing sekolah.
“Kalau sekolah memiliki keterbatasan itu, tentu harus mencari lokasi yang bagus agas ANBK bisa dilaksanakan,” pungkas Firdaus. (sym)
Discussion about this post