JURNALIS.co.id – Terduga pelaku pembunuhan Bendahara KONI Kabupaten Kayong Utara Ahmad Nurcholys yang jasadnya ditemukan di bawah jembatan Desa Sukawangi, Kecamatan Suka Makmur, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, akhirnya terungkap. Demikian informasi yang diterima Salam Sholihun, abang kandung dari Ahmad Nurcholys.
Salam mengatakan, informasi tertangkapnya pelaku pembunuh adiknya ini dari salah satu anggota kepolisian Kabupaten Kayong Utara.
Dari keterangan yang didapat Salam, pelaku pembunuh adiknya berjumlah empat orang.
“Informasi (tertangkapnya pelaku, red) dari kepolisian Kayong Utara. Informasinya empat orang,” ungkap Salam saat dikonfirmasi pada Rabu (10/08/2022).
Dari informasi yang dihimpun, empat orang pelaku ini berinisial AP, DD, RA dan AG. Dari keempat pelaku yang menghabisi korban ini, salah satunya orang yang dikenal korban, yaitu pelaku AG. AG sendiri diduga beberapa bulan sebelumnya sempat melakukan pemusatan latihan tinju di sasana Daud Boxing Club milik Daud Cino Yordan, karena pelaku AG waktu itu akan melakoni pertandingan ke luar negeri.
“Ia ada yang namanya AG, petinju itu. Ia (AG, red) anggota TNI (oknum, red),” terangnya.
Dari keterangan yang didapat abang kandung korban, Ahmad Nurcholys dibunuh karena bisnis percetakan uang palsu. Padahal informasi yang ia dapat, korban dan salah satu pelaku AG ini sempat berbisnis jual beli kendaraan.
“Keluarga tau (bisnis mobil, red), dari istrinya (korban) tapi itu sudah lama. sudah satu tahunan begitulah. Terkait uang palsu tidak tahu,” ungkapnya.
Sepengetahuan abang kandung korban ini, almarhum adiknya memang sempat menagih uang kepada AG. Dia meminta uangnya dikembalikan. Namun kepergian almarhum ke luar Kalbar untuk menagih uangnya harus berakhir tragis.
“Almarhum inikan jual beli mobil sama AG, join gitu. Mungkin korban ini pengen berhenti, minta uangnya kembali. Mungkin karena ditagih terus (AG), sehingga tidak dikasi. Intinya ditagih, besarannya saya tidak tahu. Kemarin almarhum ini mengirim uang juga Rp5 juta, untuk dibelikan motor Beat, tapi sampai sekarang motornya tidak ada. Padahal uang itupun uang dari bapak,” terangnya.
Saat ini diakui Salam, kondisi istri korban masih sangat terpukul atas kepergian almarhum yang meninggal secara tragis. Begitu pula dengan ayah almarhum, yang masih sangat terpukul atas kepergian anak bungsu tersayangnya.
“Istrinya masih berduka, kehilangan. Belum bisa menerima, dia (istri) masih menganggap almarhum ini masih hidup, hanya pergi kemana gitu. Kalau bapak masih sering nangis, mondar mandir teringat terus sama almarhum. kalau ibu sudah mulai baikan. Almarhum ini kesayangan bapak, sehingga merasakan kehilangan sekali,” tuturnya.
Bahkan anak almarhum satu-satunya yang berusia empat tahun masih sering menanyakan kepergian almarhum.
“Anaknya 1, umur 4 tahun. tadi malam nagis terus, nyari bapaknya,” jelasnya.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada jawaban dari pihak Kepolisian, baik dari Kepolisian Bogor yang menjadi Tempat Kejadian Perkara (TKP) maupun dari Kepolisian Polres Kayong Utara. Mengingat korban merupakan warga Kabupaten Kayong Utara. (tim)
Discussion about this post