Oleh: Rosadi Jamani
SAYA hampir setiap hari nonton canel Dian Rana dan WPS Channel. Dua canelnya yang selalu menginformasikan progres ibu kota negara (IKN). Walau saya belum pernah ke sana, lewat dua canel itu, saya cukup paham IKN. Seolah-olah saya berada di sana setiap hari.
Ada hal sedikit mengejutkan, otorita IKN melarang ngedrone di lokasi IKN. Artinya, udara di atas IKN terlarang, tak boleh lagi drone lalu lalang. Canel Dian Rana pun akhirnya nge-ground, tak lagi ngedrone. Dulu ia cukup duduk di atas bukit, keluarkan drone dan bisa merekam jengkal demi jengkal kawasan IKN. Sekarang, ia harus jalan kaki untuk merekam setiap objek.
Saat awal dibangun, pembangunan IKN boleh diliput dari arah mana saja. Termasuklah bagian udaranya. Seiring waktu, tiba-tiba istana dan kantor presiden dilarang direkam lewat udara. Selain itu, boleh.
Akhirnya, Dian Rana, WPS, Robbie, dan Panianto diwanti-wanti. Boleh ngedrone apa saja, asal jangan Istana dan Kantor Presiden. Semenjak itu, saya tak tahu seperti apa persisnya pembangunan istana negara di tengah hutan itu. Terakhir, ada yang posting istana, sudah terlihat empat lantai. Itupun video dari ground, bukan dari udara.
Sekarang, jangankan istana, areal dua kilo dari istana dilarang untuk di-drone. Lebih dari dua kilo, boleh. Dua kilo itu artinya Kawasan Inti Pemerintahan (KIP). Ada istana presiden, kemenko, kantor paspampres, sekretariat presiden, sumbu kebangsaan, rumah tapak jabatan menteri, tak boleh lagi di-drone.
Apa sebabnya? Belum ada jawaban dari pihak otoritas soal itu. Dugaan kuat soal rahasia negara. Ini istana dan kantor presiden wak, tempat kerjanya kepala negara dan pemerintah. Tak boleh ngablak atau diumbar bebas ke publik. Kira-kira begitu kekhawatiran saya. Saya saja sih.
IKN pecahkan rekor dunia. Satu-satunya kota yang dibangun di tengah hutan. Istilahnya forest city. Kota yang dirancang super modern. Kota pintar (smart city). Di sana tak ada kabel listrik, indihome, iconnet menggelantung macam rambut maklampir. Semua kabel disatukan dalam Multiple Unility Tunnel (MUT).
Di MUT ini ada pipa ledeng, gas, dan semua jenis kabel disatukan. Yang menarik, air ledeng dirancang bisa langsung diminum. Tak perlu lagi beli aqua, tinggal buka kran, minum airnya. Bersih dan higienis. Gitu katanya.
Di IKN juga dirancang lebih dominan transportasi umum seperti MRT dan bus. Untuk mobil, hanya boleh mobil listrik. Selamat tinggal pertalite di sini. Antar bangunan dirancang berdekatan agar orang lebih banyak jalan kaki. Tak macam di sini, beli mie ke warung depan saja pakai motor. Padahal dekat. Manja dengan kaki.
Info terkini, pembangunan IKN sudah berjalan 30 persen. Untuk bendungan Sepaku Semoi sudah lebih 80 persen. Begitu persemaian Mentawir. Jalan tol dari Pulau Balang semakin massif. Bandara khusus IKN mulai di-lanclearing. Lapangan sepakbola khusus Timnas juga sedang dibersihkan lahannya.
Rumah tapak jabatan menteri sudah pasang tehel. Jalan lebar terus dikebut. Pokoknya semua massif. Keiinginan Jokowi apel bendera di istana negara yang baru pada 17 Agustus 2024 sepertinya terwujud.
Pembangunan IKN akan lancar bila stabilitas politik berjalan dengan baik. Demo kecil dari kaum sakit hati sepertinya tak ngaruh. Isu pemahzulan hanya dianggap nyanyian penghias demokrasi.
IKN juga akan jadi isu kampanye Pilpres 2024. Capres yang mendukung IKN tandanya meneruskan perjuangan Jokowi. Para pecinta Jokowi akan coblos capres pendukung IKN.
Sebaliknya, yang menolak IKN, jadi antitesisnya Jokowi. Publik yang pro IKN pasti mendukung Capres yang pro IKN juga. Begitu juga sebaliknya. IKN jadi isu kampanye cukup seksi nanti. (*)
*Penulis: Ketua PW Persatuan Penulis Indonesia (Satupena) Kalbar
Discussion about this post