JURNALIS.co.id – Pada malam Takbiran Meriam Karbit menyambut Hari Raya Idul Fitri 1445 H Tahun 2024 di Kota Pontianak. Penjabat Gubernur Provinsi Kalimantan Barat, dr. Harisson, M.Kes. berkesempatan untuk membuka eksibisi meriam karbit Kota Pontianak Tahun 2024 dengan menyulut Meriam Karbit yang diselenggarakan di Jalan Imam Bonjol, GG Bansir III, Kelurahan Bansir Laut, Kecamatan Pontianak Tenggara, pada Selasa (9/4/2024) Malam.
Turut hadir Forkopimda Provinsi Kalimantan Barat atau yang mewakili, Penjabat Ketua TP PKK Provinsi Kalimantan Barat Windy Prihastari, S.STP., M.Si. Forkopimda Kota Pontianak atau yang mewakili dan Penjabat Ketua TP PKK Kota Pontianak.
Seperti diketahui, permainan meriam karbit di Kota Pontianak rutin digelar dalam rangka memeriahkan Hari Raya Idul Fitri di Kota Pontianak. Eksibisi meriam karbit Tahun 2024 ini merupakan momen istimewa bagi masyarakat Kota Pontianak dan ini bukan hanya tentang menampilkan keindahan dan keunikan seni meriam karbit, tetapi tentang melestarikan budaya dan tradisi yang telah diwariskan turun-temurun.
Dalam kesempatan tersebut Pj Gubernur Harisson mengatakan, bahwa meriam karbit tidak hanya memiliki suara ledakan yang menggelegar dan menghibur namun memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi.
“Eksibisi ini diharapkan dapat menjadi sarana silaturahmi bagi kita semua utamanya di malam takbiran yang penuh suka cita. Selain itu, eksibisi ini juga diharapkan dapat menjadi ajang promosi bagi daerah kita untuk menarik wisatawan. Mari kita jadikan seni ini sebagai salah satu aset budaya yang berharga bagi Kalimantan Barat,” harap Pj Gubernur Kalbar.
Sementara itu, di tempat yang sama Pj Wali Kota Pontianak, Ani Sofian, menjelaskan, bahwa permainan meriam karbit ini rutin digelar dalam rangka memeriahkan Hari Raya Idul Fitri di Kota Pontianak.
“Pada malam ini, terdapat 41 titik lokasi permainan meriam karbit dengan jumlah masing-masing antara lima hingga enam meriam karbit di sepanjang Sungai Kapuas, baik yang berada di wilayah Pontianak Timur maupun di Pontianak Selatan dan Tenggara. Harapan saya permainan ini menjadi event pariwisata Kota Pontianak dan menjadi agenda tetap kalender pariwisata. Mudah-mudahan memberikan multiplier effect bagi masyarakat Kota Pontianak,” ungkap Ani Sofian.
Disampaikannya, meriam Pontianak sangat berbeda dengan meriam di daerah lain. Meriam Pontianak terbuat dari kayu dengan ukuran 4 hingga 7 meter, dengan diameter 40 hingga 100 centimeter.
“Bunyi dentuman yang dihasilkan cukup dahsyat terdengar hingga mencapai radius 2 hingga 10 kilometer,” ucapnya.
Permainan tradisional meriam karbit ini tidak terlepas dari nilai historis berdirinya Kota Pontianak sejak dahulu kala. Pada zaman dahulu, meriam ini digunakan oleh Sultan Syarif Abdurrahman untuk membangun Kota Pontianak.
Yang mana menurut legenda meriam digunakan Sultan untuk mengusir hantu kuntilanak yang sering mengganggu pembangunan Masjid Jami’ dan Istana Kadriyah. Selain itu, meriam juga digunakan sebagai pertanda masuk waktu salat, sahur dan berbuka puasa di bulan Ramadhan.
“Saat ini meriam sudah digunakan untuk berbagai momen khusus untuk menyambut malam lebaran setiap tahunnya,” terangnya.
Sebagai informasi, permainan meriam karbit adalah permainan tradisional masyarakat Kota Pontianak. Permainan ini sudah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2016 sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Kota Pontianak sehingga perlu terus dilestarikan. ***
(Adpim/irf)
Discussion about this post