JURNALIS.CO.ID – Pasangan Calon Gubernur Wakil Gubernur Kalbar, Ria Norsan-Krisantus, mengaskan akan menghidupkan kembali Taman Budaya yang selama ini sudah “dimatikan”. Tekad pasangan calon nomor urut 2 ini disampaikan dalam debat kandidat ketiga pasangan calon Gubernur-wakil Gubernur tadi malam (18/11) di hotel Aston, Pontianak.
“Kita akan menghidupkan kembali UPT Taman Budaya, dan Festival Budaya seluruh etnis yang ada di Kalimantan Barat,” tegas Norsan. Tidak hanya itu, pasangan ini juga bertekad untuk memberikan perhatian kepada pekerja seni kreatif atau content creator, serta mendorong adanya Peraturan Daerah yang memberikan pengakuan pada hak masyarakat adat.
Dengan menghidupkan kembali UPT Taman Budaya, akan membuka ruang gerak pekerja seni kreatif dan budayawan serta generasi muda untuk berekspresi. Bahkan, pasangan nomor urut dua ini juga akan mengalokasikan anggaran khusus guna pengembangan seni dan budaya daerah untuk berbagai event tingkat provinsi.
“Dan yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana kita menginventarisasi kebudayaan daerah untuk mendapatkan HAKI, dan di Kalbar ini banyak budaya kita yang mengakar dan berkembang turun temurun,” tegas Norsan.
Ditambahkan, selain itu pasangan ini juga akan membuat langkah nyata yakni membuat regulasi dalam melindungi budaya daerah.
Selain pengembangan bidang kebudayaan, pasangan ini juga akan mengembangkan program pengakuan hak masyarakat adat. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kepastian hukum dalam memanfaatkan dan menjaga kelestarian hutan sesuai dengan kearifan local, dengan pengakuan dan perlindungan masyarakat adat.
“Sehingga, masyarakat Kalbar ini tidak menjadi pentonton, tapi masyarakat dapat menjadi tuan rumah di tanah air mereka sendiri,” paparnya.
Maka dari itu, dipandang perlu untuk memberikan pelatihan pengelolaan hutan yang bersifat berkelanjutan dan pemanfaatan sumber daya alam secara bijak.
“Penting adanya fasilitasi program kemitraan antara masyarakat adat dengan Perusahaan. Termasuk membantu jaringan bisnis untuk akses terhadap pasar dan pemasaran produk karya masyarakat adat,” tambahnya. (m@nk)
Discussion about this post