JURNALIS.co.id – Banjir yang melanda Kampung Ladang, Kecamatan Sintang Kota, Kabupaten Sintang sudah berangsur surut. Hanya saja, genangan lumpur membekas hampir di sepanjang jalan.
Lumpur mengotori jalanan lantaran tertahan oleh geobag. Saat air mulai surut, lumpur tak bisa terikut arus ke aliran Sungai Kapuas. Akibatnya jalan di Kampung Ladang seperti kubangan lumpur.
Masyarakat setempat pun akhirnya kerja bakti untuk membersihkan lumpur-lumpur yang tertahan dengan mengunakan mesin dan uang sendiri. Perihal ini pula disesalkan warga sekitar.
Seperti dikatakan Roni, bahwa masayarakat di Kampung Ladang baru saja mengalami bencana banjir. Namun setelah banjir surut harus dihadapkan lagi dengan persoalan lumpur.
“Terlebih kita harus membersihkan lumpur itu dengan menggunakan mesin sendiri, uang sendiri dan tenaga sendiri. Kita ini baru saja mengalami bencana banjir sudah harus menghadapi persoalan lumpur ini,” kesalnya saat kerja bakti membersihkan lumpur, Minggu (27/11/2022).
Roni menilai, tergenangnya lumpur di sepanjang jalan itu dikarenakan pembangunan geobag yang dari awal salah konsep. Padahal proyek APBN itu sudah memakan anggaran miliaran rupiah, namun fungsinya sama sekali tidak dapat dirasakan.
“Betul kata Pak Lasarus (Anggota DPR RI) bahwa pembangunan geobag ini salah konsep, dan itu benar kita rasakan. Saat banjir datang geobag itu tidak berfungsi menahan air, tapi saat air surut jadi penahan lumpur sehingga tidak bisa terikut ke aliran sungai,” terangnya.
Hal tersebut, kata mantan anggota DPRD Sintang ini membuat jalan seperti kubangan lumpur. Oleh karenanya, Roni meminta agar persoalan ini menjadi perhatian serius pemerintah.
Sebagaimana diketahui, geobag ini dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk menahan banjir yang kerab melanda Kabupaten Sintang.
Proyek yang menelan anggaran Rp28 miliar itu pun dinilai manfaatnya tidak dapat dirasakan masyarakat, karena tak mampu menahan banjir yang baru saja menerpa Kabupaten Sintang. (pul)
Discussion about this post