
JURNALIS.co.id – Sekitar lima puluhan warga Desa Kepayang Kecamatan Anjongan mendatangi Unit Layanan Pelanggan (ULP) PLN Mempawah, Selasa siang, 10 Desember 2024. Kedatangan mereka untuk menyampaikan kekesalan terkait tegangan listrik yang tidak stabil selama lebih dari 20 tahun.
“Kedatangan kita disini untuk menyampaikan keluhan ke pihak PLN terkait tegangan listrik di Desa Kepayang yang lebih dari 20 tahun ini tidak ada tindakan walau sudah di laporkan berkali kali,” Ujar Leopole Van Aert yang juga Anggota DPRD Mempawah saat mendampingi warganya ke PLN Mempawah.
Di ungkapan Leopole, akibat tegangan listrik rendah di Desa Kepayang, sejumlah peralatan elektronik menjadi tak berguna. Bahkan kipas angin tidak bisa berputar dan kulkas pun tak bisa dingin, kalau dipaksakan untuk dihidupkan malah terjadi kerusakan akibat tegangan listrik yang turun naik cenderung rendah.
Kepala Sekolah SD Negeri 08 Desa Kepayang Anidawati yang juga turut hadir pada kesempatan itu mengatakan, tegangan listrik yang rendah sangat mengganggu proses belajar mengajar di sekolahnya.
“Kami di pendidikan sekarang berbasis teknologi dan menggunakan aplikasi, namun semuanya itu tidak dapat dilakukan karena untuk menghidupkan in focus saja tidak bisa, peralatan elektronik seperti komputer tidak bisa hidup kalau pun dipaksakan akan rusak,” ungkapnya.
Kepsek SD Negeri 08 Kepayang ini juga mengungkapkan, hambatan belajar mengajar di sekolahnya terkait tegangan listrik yang tidak mencukupi itu, membuat proses ujian yang dilaksanakan dengan sistem online tidak bisa dilakukan dengan baik.
“Jadi, persoalan listrik ini memang perlu diperbaiki jika tidak, maka anak didik kami tidak dapat belajar dengan baik bahkan terkendala dalam ujian,” kata Anidawati yang mengaku sebelumnya sudah mendatangi PLN Mempawah dewan pendidik untuk meminta perbaikan tegangan listrik di sekolahnya.
Dari sekitar lima puluhan warga yang datang di ULP PLN Mempawah, hanya delapan perwakilan yang diperkenankan masuk bertemu dengan Manager ULP PLN Mempawah Rifki Ardiyanto, didampingi supervisor teknik ULP PLN Mempawah Hero Putra Perdana di ruang meeting ULP PLN Mempawah.
Pada kesempatan itu, Rifki mengatakan, pihaknya belum bisa menanggapi keluhan warga secara cepat untuk melakukan perbaikan. Perlu ada proses lanjutan untuk mengetahui sebab tegangan listrik yang tidak stabil di Desa Kepayang.
“Kami PLN menanggapi keluhan warga Kepayang akan melakukan survei teknik terlebih dahulu ke lokasi. karena dengan survei tersebut, kami bisa tau penyebab tegangan drop di Desa Kepayang,” ujar Rifki.
Rifki menegaskan, mesti melakukan survei untuk memastikan persoalan terkait banyaknya material yang akan digunakan jika memang ditemukan persoalan. Kemudian kalau hasil survei menunjukan perlu biaya besar, Imbuh Rifki, ada proses pengusulan. Setelah usulan nanti disetujui, ada proses kontrak kemudian menunjuk vendor untuk kerja memperbaiki aliran listrik disana.
“Namun jika persoalan nya tidak besar, maka perbaikan bisa dipercepat. Yang pasti kita belum bisa memastikan kapan persoalan itu bisa diatasi karena kita juga akan melihat apakah anggaran saat ini mencukupi atau tidak untuk melakukan perbaikan secepatnya. Namun nanti kalau ada slot anggarannya akan kita sisipkan untuk tahun 2025,” ujarnya.
Menanggapi pernyataan Manager ULP PLN Mempawah, Tokoh Masyarakat Anjongan Leopole Van Aert mengingatkan pihak PLN Mempawah, bahwa persoalan listrik di Desa Kepayang sudah sering disurvei namun lebih dari dua puluh tahun ini tidak ada tindakan.
“Bicara masalah survei, persoalan listrik di Desa Kepayang ini sudah sering disurvei. Saya berharap Survei nantinya tidak hanya sekedar formalitas saja. Saya tidak meremehkan PLN namun saya berharap survei nantinya yang ada isinya, ada tindak lanjutnya bukan hanya lips service.,” harap Legislator Demokrat Mempawah yang akrab di sapa Leo.
Marsianus, Kepala Desa Kepayang yang turut hadir mendampingi warganya pada pertemuan tersebut mendesak PLN Mempawah agar segera menindaklanjuti aspirasi masyarakat desa kepayang terkait tegangan listrik.
“Kita berharap kedatangan kita ke PLN Mempawah kali ini membuahkan hasil. Sebab dua puluh tahun bukanlah waktu yang sebentar namun persoalan ini tidak kunjung selesai. Jadi saya berharap pertemuan kali ini adalah kedatangan kami terakhir untuk menyampaikan persoalan ini dan ada tindak lanjutnya,” pungkas Marsianus. (Jua)
Discussion about this post