– Wakil Bupati (Wabup) Sintang Askiman memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Pencegahan Penyebaran Covid-19 di Gedung Serbaguna Balai Gaok Kecamatan Kelam Permai, Rabu (6/5/2020). Hadir saat Rakor Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Sintang Herkulanus Roni, Camat Kelam Permai Lunsa Balu, Forkopimcam, 17 Kepala Desa (Kades) serta Ketua BPD.
Askiman mengajak Kades se-Kecamatan Kelam Permai untuk menjalankan arahan pemerintah pusat agar membentuk Posko dan menggunakan alokasi dana desa dalam rangka mencegah penyebaran virus corona di kawasan pedalaman.
Wabup juga mengatakan dalam hal bantuan terdampak Covid-19 ada warga mampu dan kaya yang iri dengki kepada orang miskin. Akhirnya ada beberapa desa yang mengambil kebijakan beras bantuan untuk orang miskin dibagi rata. Orang miskin rela berbagi beras dengan orang kaya.
“Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari Dana Desa untuk menambal data orang miskin yang tidak terdata dan belum mendapatkan bantuan lain. Kalau sudah terdata dan sudah mendapatkan bantuan, jangan dipaksakan untuk diberikan BLT Dana Desa,” tuturnya.
Ditegaskannya, dalam mendata warga yang berhak menerima bantuan harus terbuka dan transparan. Bahkan melibatkan aparat Polsek dan Koramil. “Kades harus tanggap memantau dan menangani warganya tertular virus corona,” pintanya.
Desa jangan sampai kecolongan dalam mengawasi orang keluar masuk wilayahnya. Jaga kebersihan, sering mandi, selalu cuci tangan, jangan telat makan dan jangan terlalu capek supaya daya tahan tubuh terjaga.
“Jangan terlalu cemas dan jangan stres supaya imunitas tubuh kuat. Dan tentunya terus berdoa di rumah,” pesan Askiman.
Dia juga minta desa harus siapkan tempat isolasi. Kalau ada orang datang, tanya berasal dari mana atau baru datang dari mana. Siapa tau dia baru datang dari wilayah yang merupakan zona merah virus corona.
“Mohon informasi ini sampaikan dan teruskan kepada warga desa masing-masing. Jangan Kades dan BPD simpan saja informasi ini. Kita mulai Senin, 11 Mei 2020 kita akan berlakukan pembatasan sosial. Tempat usaha yang tidak patuh akan ada sanksi,” tegas Askiman.
Baca juga: Askiman ke Kades dan BPD Terkait Covid-19: Beri Warga Pemahaman Agar Tidak Panik
Camat Kelam Permai, Lunsa Balu menjelaskan mencegah Covid-19 dan bantuan langsung tunai merupakan dua masalah yang menjadi keluhan warga di wilayahnya. Sedangkan untuk kasus Covid-19 di Kelam Permai, kondisi sementara masih aman atau zona putih. Hanya ada dua kasus, tapi sudah selesai masa karantina.
“Gedung Serbaguna ini merupakan posko utama kami. Hampir di semua desa ada alat pengukur suhu tubuh. Malah di posko kecamatan belum ada. Mereka beli sendiri serta sumbangan pengusaha,” ungkapnya.
Di setiap desa ada Posko dan dipasang palang pintu yang dijaga ketat. Tukang sayur pun sudah tidak boleh masuk lagi. Sehingga desa dan kecamatan untuk sementara aman. Mereka malah khawatir di kabupaten yang tidak aman. Masyarakat mendengar ada informasi bahwa data Covid-19 yang disembunyikan.
“Banyak orang terkena namun tersembunyi, ada yang belum selesai karantina tapi sudah berkeliaran. Kami di kampung ketat, tetapi di kota agak longgar. Itu isu dan pembicaraan masyarakat kami,” terang Lunsa.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Sintang, Herkulanus Roni mengatakan penyebaran virus corona ini sudah menjadi masalah dunia. Sehingga Covid-19 tidak boleh dianggap main-main. Pemerintah sudah banyak mengeluarkan aturan dan keputusan untuk mencegah serta menangani virus corona ini.
“Pemkab Sintang sendiri melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Sintang sudah mengeluarkan tiga surat edaran untuk membantu mencegah dan menangani virus corona ini,” terang Roni.
Di antaranya, Surat Edaran Bupati Sintang Nomor 1153 Tahun 2020 tertanggal 31 Maret 2020 tentang Dana Desa untuk padat karya harus tetap dilanjutkan dengan tetap memperhatikan jaga jarak saat bekerja. Kecamatan dan desa wajib membentuk tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19.
Baca juga: Stigma Terhadap Pasien Covid-19, Banyak Tukang Takut Kerjakan Ruang Isolasi OTG di Sintang
Adapula Surat Edaran Bupati Sintang Nomor 1385 Tahun 2020 yang mewajibkan semua desa harus membentuk Posko di masing-masing desa. Supaya bisa mendata keluar masuknya orang serta mencegah hal yang tidak diinginkan.
“Gugus Tugas Desa harus memberikan edukasi dan menyampaikan kepada masyarakat tentang bahaya dan cara mencegah Covid-19,” pungkasnya.
Gugus Tugas Deda juga diminta mendata warga yang rentan tertular. Kemudian mendata fasilitas desa yang bisa digunakan untuk ruang isolasi. Gugus tugas di desa juga wajib selalu koordinasi dengan Gugus Tugas Kecamatan.
Dana desa bisa untuk membuat Posko, makan minum, beli alat tes suhu tubuh, dan keperluan lainnya. Catat semua tamu yang masuk. Dia berasal dari mana dan keperluan apa masuk ke desa.
“Bantuan Langsung Tunai yang bersumber dari dana desa wajib. Kalau tidak, dana desa tahap ketiga akan dipotong oleh pemerintah pusat,” jelas Roni.
Sementara itu, Pj Kepala Desa Merpak, Petrus Alianto menyampaikan pihaknya yang ada di lapangan sangat sulit sekali menghadapi masyarakat. “Banyak aturan dan teori yang ada tidak sesuai dengan kondisi di lapangan,” ucap Petrus.
Kepala Desa Karya Jaya Bakti, Bendut menuturkan warganya meminta agar bantuan yang ada supaya dibagi rata. Karena warga tidak bisa jual kulat dan hasil pertanian. Uang lelah untuk warga yang menunggu di Pos jaga juga menjadi pertanyaan warga.
“Data penerima BLT Dana Desa, kami patuh pada kriteria yang ada dalam aturan. Kami juga setuju jika data dan informasi corona bisa dibuka,” lugas Bendut.
Pj Kepala Desa Nanga Lebang, Mahdi AS menjelaskan bantuan sangat banyak bagi warga, sehingga ada tumpang tindih data penerima. “Banyak pertanyaan kepada kami, kapan bisa masuk ke desanya karena memang ada penutupan jalan masuk ke desa,” tutur Mahdi.
Menanggapi diskusi tertsebut, Wabup Sintang menjelaskan bahwa desa tidak boleh memberikan gaji atau upah kepada warga yang menjaga pos jaga. Tetapi boleh memberikan makan dan minum, karena mereka adalah relawan.
“Kalau ada data penerima bantuan yang salah, cepat lapor ke Dinas Sosial untuk perbaikan data,” pinta Askiman. (m@nk)
Discussion about this post