JURNALIS.co.id – Pj Bupati Kubu Raya Syarif Kamaruzaman mengajak semua pihak untuk terus menjaga keberlanjutan dari Gerakan Merdeka Belajar. Sebab Gerakan Merdeka Belajar memberikan wajah baru bagi pendidikan dan kebudayaan Indonesia. Di dunia pendidikan, misalnya, anak-anak Indonesia kini berani bermimpi karena merasa merdeka saat belajar di kelas.
“Begitu juga guru-guru berani mencoba hal-hal baru karena mereka mendapatkan kepercayaan untuk mengenal dan menilai murid-muridnya. Para mahasiswa pun siap berkarya dan berkontribusi karena ruang belajar tidak lagi terbatas di dalam kampus,” kata Kamaruzaman saat menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-116 dirangkaikan Hari Pendidikan Nasional 2024 di Halaman Kantor Bupati Kubu Raya, Senin (20/05/2024).
Ia melanjutkan, karya-karya kreatif dari para seniman dan pelaku budaya kini juga semakin semarak. Semua itu, sebutnya, harus diteruskan sebagai perjalanan ke arah perwujudan sekolah yang dicita-citakan.
“Semua yang telah dijalankan harus diteruskan sebagai gerakan yang berkelanjutan,” ajaknya.
“Mari terus bergotong royong menyemarakkan dan melanjutkan Gerakan Merdeka Belajar,” imbuhnya.
Kamaruzaman menilai bonus demografi yang dimiliki Indonesia harus dikelola dengan kebijaksanaan. Salah satu penopangnya adalah adopsi teknologi digital. Terlebih tingkat penetrasi internet di Indonesia telah mencapai 79,5 persen dari total populasi.
“Dalam aspek bisnis, sosial, dan ekonomi, transformasi digital dapat menciptakan lapangan kerja baru dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Selain itu, transformasi digital juga dapat meningkatkan produktivitas dan profitabilitas bisnis,” kata Kamaruzaman.
Kamaruzaman menyebut saat ini roda transformasi digital telah bergerak. Hasil demi hasil pun telah dinikmati mulai dari kalangan perkotaan hingga perdesaan di seluruh penjuru Tanah Air.
“Karena itu, kita harus menatap masa depan dengan penuh optimisme dan rasa percaya diri,” ajaknya.
Ia mengingatkan, bangsa Indonesia tidak bisa berjalan dengan lambat karena berkejaran dengan waktu. Di titik inilah, ujarnya, seluruh potensi sumber daya alam, bonus demografi, dan transformasi digital menjadi modal dasar menuju “Indonesia Emas 2024”.
“Potensi transformasi digital kita menjadi modal dasar menuju ‘Indonesia Emas 2024’,” tegasnya. (sym)
Discussion about this post