JURNALIS.CO.ID – Upaya percepatan penanganan stunting saling terkait, mulai dari hulu hingga hilir. Mulai dari anak usia remaja, usia produktif, calon pengantin, ibu menyusui, balita dan juga pola bapak asuh.
Pendidikan kesehatan reproduksi, edukasi 13 kebutuhan gizi berimbang, pengetahuan 1000 hari pertama kehidupan, pencegahan perkawinan anak, dan resiko hamil muda perlu dimengerti oleh anak remaja agar tidak melahirkan anak stunting.
Oleh karenanya, Ketua TPPS Jember, MB Firjaun Barlaman yang juga sebagai Wakil Bupati Jember mendatangi sekolah MAN 1 Jember guna mengedukasi para siswa, khususnya kelas X yang saat ini dalam Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) atau Matsama 2024 (Masa Ta’aruf Siswa MAN 1 Jember) tahun ajaran 2024/2025.
“MPLS MAN 1 dengan jumlah 461 siswa ini kita manfaatkan juga untuk lebih bisa memperhatikan soal kesehatan, bahaya pergaulan bebas, dan pengaruh negatif gadget. Kita harapkan waktu-waktunya terisi dengan kegiatan sehingga tidak sempat memikirkan hal-hal yang negatif,” ucap Firjaun, Selasa, (16/07/2024).
Firjaun memandang, anak-anak tersebut merupakan aset bagi masa depan Kabupaten Jember dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. Untuk itu, mereka harus dibekali dengan kesehatan jasmani, yang salah satunya dengan memberikan tablet penambah darah.
“Tablet penambah darah akan rutin diberikan oleh Pemkab Jember seminggu sekali,” katanya yang ikut menyaksikan langsung para siswa tersebut meminum tablet tambah darah.
Sementara itu, Kepala Sekolah MAN 1 Jember, Anwaruddin menyambut hangat kedatangan Wabup Jember. Anwar menjelaskan, kalau pihak sekolah telah mengedukasi siswanya tentang bahaya internet.
“Memang kita sulit membendung segala informasi dari internet lewat gadget siswa. Selama menempuh pelajaran kita melarang mereka membawa HP. Kita siapkan loker buat menyimpan,” ucap Anwar.
Jika siswa melanggar, sesuai kesepakatan di awal, maka akan ada sanksi. Sanksi tersebut disampaikan Anwar, tergantung dari seberapa sering melakukan pelanggaran. Sanksi beratnya bisa tidak naik kelas atau bahkan pihak sekolah berhak mengeluarkan siswa tersebut.
Selanjutnya, untuk mendukung edukasi kesehatan reproduksi, setiap pagi sebelum memulai pelajaran, semua siswa MAN 1 Jember diwajibkan mengikuti salat Dhuha, tartil dan witir. Bagi siswi yang berhalangan, karena menstruasi, akan diberi pelajaran fiqih wanita.
Anwar juga menjelaskan, dari 1300-an siswanya ada sebagian atau sekitar 500-an yang tinggal di asrama. Di sana diberlakukan aturan yang ketat. Asrama putra terpisah dengan putri. Jika ingin keluar asrama mereka harus mendapat izin bertingkat dari pengurus asrama. Bahkan sampai di jalan raya pun mereka mendapat pengawalan sampai radius 500 meter.
“Selama ini, 5 tahun terakhir tidak ada kejadian siswa hamil atau pun dikeluarkan karena menikah,” kata Anwar.
Sebagai tambahan informasi, MAN 1 Jember berada di bawah naungan Kemenag RI. Sekolah tersebut masuk dalam sekolah unggulan. Selain mata pelajaran pokok, ada juga pelajaran-pelajaran lain yang menjadikan MAN 1 banyak diminati siswa.
MAN 1 Jember adalah SMA berciri khas Islam. Pelajaran agama Islam di sana mencapai 10 jam pelajaran, jauh berbeda dengan di SMA lainnya.
Adapun program unggulan MAN 1 Jember diantaranya, MAN PK yang menciptakan kyai intelek, program akademik yang fokus pada sains tapi dibekali dengan ilmu agama yang memadai, MAN Reguler dengan unggulan plus ketrampilan terdiri dari mesin motor hingga mobil, menjahit, bordir, elektronika dan kewirausahaan, MAN Riset, dan terbaru Kelas Belajar Cepat (bisa ditempuh 2 tahun). (Sgt)
Discussion about this post