Jurnalis.co.id – Kodam XII Tanjungpura menggelar sosialisasi Program Desa Mandiri Menuju Langit Biru di Kabupaten Sanggau, Kamis (20/2/2020). Sosialisasi di Gedung Pertemuan Umum (GPU) Sanggau ini disampaikan Staf Ahli Pangdam XII/Tpr Bidang Ideologi dan Politik Kolonel Czi Yudha Rusniawan.
Dikatakan Yudha, dasar lahirnya Program Desa Mandiri Langit Biru dikarenakan ada sesuatu kegelisahan. Bertahun-tahun mengalami kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang tidak kunjung ada penyelesaian.
“Pemerintah daerah bukan tidak ada programnya, ada. Pemerintah pusat bukan tidak ada, ada. Pemerintah provinsi juga ada. Bahkan LSM dan akademisi juga punya kegiatan yang sama. Tetapi belum menyelesaikan masalah karhutla,” terang Yudha.
Kondisi itu, kata dia, membuat Panglima TNI terpanggil, terdorong, dan tergerak, sehingga membuat program untuk menangani Karhutla dengan judul Langit Biru. Kenapa di depannya (judul program) ada desa mandiri? Ini adalah program unggulan Pemerintah Provinsi Kalbar dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat desanya.
“Yang awalnya hanya ada satu desa mandiri dari 2031 desa di Kalbar, sekarang sudah menjadi 87 desa mandiri,” bebernya.
Menurut Yudha, dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat desa, akan mengubah juga pola pikir dan budayanya. Sehingga diharapkan ke depan, Karhutla tidak lagi menjadi bagian dari masalah.
“Kalbar menjadi langit yang biru dan cerah, menyehatkan kita semuanya. Inilah harapan Program Desa Mandiri Menuju Langit Biru,” katanya.
Dia menegaskan, sosialisasi ini akan terus dilakukan sampai ke tingkat paling bawah. Sosialisaikan ke bawah sampai yang terkecil mengetahui program ini.
“Dan kita melakukan ini secara terus menerus. Bukan setelah sosialisasi ini kita berhenti, ini baru awal dari program ini,” ucapnya.
Selain menayangkan video sosialisasi yang menjelaskan tentang Program Langit Biru di Bumi Khatulistwa, Yudha juga memaparkan terkait sengkarut Karhutla hingga strategi sinergi pentahelix sebagai alternatif pencegahan Karhutla.
Ditemui wartawan usai sosialisasi, Yudha mengatakan, pendekatan kesejahteraan dalam pencegahan Karhutla bukan berarti memberikan pekerjaan kepada masyarakat. Dengan adanya program desa mandiri otomatis akan meningkatkan taraf hidup dan ekonomi masyarakat.
“Dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat, otomatis cara pikir dan pola hidup masyarakat akan meningkat,” terangnya.
Dengan begitu, lanjut Yudha, pola-pola selama ini yang mungkin dianggap keluar dari tatanan bisa diarahkan. Jadi pendekatannya, tidak langsung pendekatan hukum. Tapi masyarakat juga harus ditingkatkan kesejahteraannya.
“Jadi tadi saya ilustrasikan, dalam satu keluarga ada yang taraf hidupnya lebih baik, otomatis cara berpikirnya, cara bertindaknya akan lebih baik. Sehingga inilah pendekatan yang diharapkan bapak Panglima dalam rangka mewujudkan langit biru dengan pendekatan kesejahteraan,” paparnya.
Apakah program ini hanya menyasar desa mandiri? Yudha menegaskan, pada prinsipnya semua desa. Hanya saja desa yang sudah dinyatakan desa mandiri, harus menjadi prioritas lebih.
“Kalau sudah mandiri akan lebih mudah kita penanganannya,” tegasnya.
Sosialisasi Program Desa Mandiri Menuju Langit Biru itu dihadiri juga Dandim 1204/Sanggau Letkol Inf Gede Setiawan, Kapolres Sanggau AKBP Raymond M Masengi, Kasi Intel Kejari Sanggau Rans Fismy, Ketua PN Sanggau Arief Boediono, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Sanggau H Roni Fauzan, Anggota DPRD Sanggau, Yulianto.
Hadir pula perwakilan forkopimda Kabupaten Sekadau, Staf Ahli Bupati Sekadau Bidang Politik dan Hukum Moris, Danramil, Manggala Agni, perwakilan perusahaan, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan undangan lainnya.
Pada acara sosialisasi itu, juga dibagikan buku Desa Mandiri Menuju Langit Biru di Bumi Khatulistiwa. Di akhir acara, dilaksanakan praktik pembuatan cuka kayu berbahan kayu oleh Manggala Agni. (faf)
Discussion about this post